TRIBUN-SULBAR.COM,MAJENE - Lonjakan harga beras di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) berdampak pada pelaku usaha khususnya warung makan kecil.
Wahyudi, pemilik warung ayam geprek di Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, mengaku keuntungan dagangannya semakin menipis.
Modal dikeluarkan harus bertambah sejak harga beras merangkak naik.
Baca juga: Susul Singapura, Kepala BNN Beri Sinyal Larangan Penggunaan Vape di Indonesia
Baca juga: BPK RI Audit Program Ketahanan Pangan di Sejumlah OPD Pemprov Sulbar
“Biasanya misal modal untuk beli beras sekitar Rp 1 juta lebih seminggu, sekarang bisa nambah Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, "ungkap Wahyudi kepada wartawan, Selasa (26/8/2025).
Tapi meski modal naik, ia mengaku keuntungan justru makin kecil.
Menurutnya, beras menjadi bahan baku utama yang sangat memengaruhi jalannya usaha.
Dengan harga yang mahal, ia terpaksa mengeluarkan biaya lebih, namun di sisi lain tidak bisa menaikkan harga jual.
Hingga kini, menu ayam geprek di warungnya tetap dijual Rp10 ribu per porsi.
Keputusan itu ia ambil agar pelanggan tetap bertahan, meski keuntungan yang didapat semakin tipis.
“Kalau saya naikkan harga, bisa-bisa pelanggan berkurang. Jadi saya bertahan dulu walaupun hasilnya tidak sebesar dulu,” tambahnya.
Ia berharap harga beras segera stabil kembali agar pedagang kecil, khususnya warung makan, bisa terus bertahan menghadapi kondisi sulit ini.(*)
Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab.