Pasangakayu

Harga Beras Melonjak, Warga Pasangkayu Dihantui Isu Beras Oplosan, Tak Tergiur Harga Murah

Di sisi lain, mulai bermunculan penjual beras eceran dengan harga jauh lebih rendah, terutama melalui platform daring dan penjual keliling

Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Taufan
ISU BERAS PALSU-Tumpukan beras di salah satu toko sembako di Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Rabu (16/7/2025). Di tengah isu beras palsu, warga waspada, pilih beli beras dengan harga mahal, asal kualitas terjamin. 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Di tengah melonjaknya harga beras yang kini mencapai Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram, warga Kabupaten Pasangkayu mulai dihantui kekhawatiran baru isu beras palsu. 

Kabar beredarnya beras berbahan plastik atau kualitas rendah yang dijual dengan harga miring, membuat masyarakat semakin cemas saat berbelanja kebutuhan pokok.

Mala, seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, mengaku resah setelah membaca berita tentang beras palsu yang beredar di sejumlah wilayah. 

Ia khawatir masyarakat tergoda dengan harga murah tanpa memikirkan risiko kesehatan.

Baca juga: BSU 2025 Bisa Dicairkan di Kantor Pos hingga 31 Juli: Panduan Lengkap Cek Status dan Syarat Penerima

Baca juga: Diduga Kecelekaan, Pemuda Asal Majene Tewas di Pinggir Jalan di Polman, Polisi Selidiki

"Jujur, sekarang ini apa-apa mahal. Kalau ada yang jual beras Rp 12 ribu, pasti banyak yang tertarik. Tapi kita harus hati-hati, jangan sampai ternyata berasnya palsu atau berbahaya," ujar Mala saat ditemui di sebuah toko sembako, Rabu (16/7/2025).

Mala mengaku kini lebih memilih membeli beras di toko langganan yang sudah ia percaya sejak lama, meski harganya lebih mahal. Menurutnya, kesehatan keluarga tidak bisa ditukar dengan iming-iming harga murah.

"Daripada murah tapi anak-anak makan plastik, lebih baik cari aman," ucapnya.

Kenaikan harga beras memang menjadi beban tersendiri bagi warga. Di sejumlah minimarket dan toko sembako di Pasangkayu, harga beras kualitas premium kini bertahan di kisaran Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kilogram. 

Di sisi lain, mulai bermunculan penjual beras eceran dengan harga jauh lebih rendah, terutama melalui platform daring dan penjual keliling.

Randi, warga lainnya, mengatakan isu beras palsu sempat membuatnya panik saat menerima tawaran beras murah dari penjual tidak dikenal.

"Ada yang nawarin beras cuma Rp 13 ribu per kilo, katanya dari luar daerah. Tapi saya nggak berani beli, karena takut itu beras yang lagi ramai dibicarakan," ujarnya.

Warga kini berharap pemerintah daerah segera melakukan sidak atau pengawasan ketat terhadap distribusi beras di Pasangkayu

Menurut mereka, situasi saat ini rawan dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kami butuh jaminan. Kalau bisa Dinas Perdagangan atau dinas terkait turun ke lapangan dan pastikan beras yang beredar aman dikonsumsi," kata Rudi, pedagang sembako di Pasar Smart.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi terkait temuan beras palsu di Pasangkayu. Namun kekhawatiran warga terus meningkat, seiring belum stabilnya harga bahan pokok di pasaran.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, membeli beras dari penjual yang terpercaya, dan segera melapor jika menemukan ciri-ciri beras yang mencurigakan, seperti tidak wangi, tekstur licin, tidak larut saat dibakar, atau bentuknya yang tidak wajar.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved