Patung Ahmad Kirang

Patung Ahmad Kirang di Mamuju Butuh Dirawat, Warna Mulai Kusam Hingga Rumput Liar di Kepala Monumen

Lumut mulai tumbuh di permukaan tugu dan beberapa bagian tampak retak.  Area sekitar monumen juga terlihat kurang bersih dan tidak tertata.

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
suandi
Patung Ahmad Kirang - Letnan Satu Anumerta Ahmad Kirang di jantung Kota Mamuju, Jl Urip Sumoharjo, Karema, Sulawesi Barat yang diabadikan pada Minggu (15/6/2025). Terlihat patung kurang dirawat dengan baiik, nampak tanaman liar tumbuh di bagian kepala patung pahlawan Mamuju tersebut 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Monumen perjuangan Letnan Satu Anumerta Ahmad Kirang di jantung Kota Mamuju, Jl Urip Sumoharjo, Karema, Sulawesi Barat terlihat memprihatinkan karena kurang dirawat.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Minggu (15/6/2025) patung prajurit Ahmad Kirang tampak tidak terurus dengan baik.

Cat pada permukaan patung telah memudar, warnanya tampak kusam dan luntur dimakan waktu.

Mencolok, tumbuhan liar atau rumput tampak tumbuh di bagian kepala patung, tepat di atas senjata yang diangkat. 

Tak hanya itu, dasar tugu yang menopang patung pun menunjukkan tanda-tanda pelapukan. 

Baca juga: Dorong ASN Pemkab Mateng Aktif Jadi Bapak Asuh Stunting, Bupati Arsal Aras Tanggung 30 Anak Stunting

Baca juga: Jok Motor Pengunjung Bukit Sigitung Majene Dirusak OTK dengan Cara Disayat, Lima Helm Hilang

Lumut mulai tumbuh di permukaan tugu dan beberapa bagian tampak retak. 

Area sekitar monumen juga terlihat kurang bersih dan tidak tertata.

Untuk diketahui, monumen ini dibangun sebagai penghormatan kepada Ahmad Kirang, putra daerah kelahiran Mamuju yang gugur saat menjalankan tugas negara. 

Patung hmad Kirang terlihat menggunakan seragam prajurit loreng, lengkap dengan baret merah dan senjata terangkat tinggi di atas kepala. 

Posisi gagah ini melambangkan keberanian, namun kondisinya kini jauh dari kesan heroik. 

Ia adalah prajurit dari Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopasanda), yang kini dikenal sebagai Kopassus.

Ahmad Kirang tercatat dalam sejarah sebagai salah satu penyergap pertama dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda DC-9 “Woyla” yang dibajak pada 28 Maret 1981 di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand. 

Ia gugur dalam aksi tembak-menembak dengan para pembajak bersenjata.

Atas jasa dan pengorbanannya, Pemerintah Kabupaten Mamuju membangun monumen ini sebagai bentuk penghargaan dan pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya semangat bela negara.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved