Kongres Persatuan PWI
PWI Sulbar Apresiasi Dewan Pers Fasilitasi Kongres Persatuan, Sulaiman: Akhir Konflik Internal PWI
Untuk diketahui, selama ini terjadi dualisme kepengurusan PWI, yang terus menerus menyebabkan terjadinya konflik berkepanjangan.
“Yang membuat PWI terpecah,” imbuhnya.
Ilham mengatakan, permasalahan yang ada di PWI sebelumnya harus dianggap sebagai mimpi buruk yang harus dilupakan dan dikubur dalam-dalam.
Kini, kata dia, PWI harus kembali fokus pada tujuan utama organisasi.
“Yang lalu itu anggap saja mimpi buruk yang menuntut semua pihak mengikhlaskan, segala yang semula onak dan duri sebagai bagian sejarah pahit. Fokus penyatuan PWI ini ke masa depan,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, akhirnya, konflik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menemukan jalan ke luar.
Difasilitasi Dewan Pers, kedua pihak yang berkonflik Ketua Umum PWI hasil Kongres Bandung, Hendry Ch Bangun, dan Ketua Umum PWI hasil Kongres Luar Biasa, Zulmansyah Sekedang menyepakati menyelesaikan masalah yang berlarut di PWI.
Melalui negosiasi yang alot, dalam semangat persahabatan dan rekonsiliasi, Hendry dan Zulmansyah menuangkan poin-poin kesepakatan dalam dokumen bermaterai yang diberi nama “Kesepakatan Jakarta”.
“Semua harus melihat ke depan dengan semangat persatuan,” kata Hendry.
“Ini semua untuk mengembalikan PWI yang sempat tertahan program kerjanya akibat perpecahan selama setahun. PWI dengan anggota 30.000, tersebar di 39 provinsi, dan memiliki anggota bersertifikat sekitar 20.000 ingin terus berkontribusi bagi bangsa dan negara. Dan program peningkatan kompetensi dan kapasitas anggota dapat kembali berjalan baik,” ucapnya.
"Ini hasil yang luar biasa. Sejarah untuk PWI. Semoga PWI kembali guyub dan bersatu sesuai namanya Persatuan Wartawan Indonesia, baik di PWI pusat maupun di daerah,” ujar Zulmansyah. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250518_Ketua-Umum-PWI-hasil-Kongres-Bandung.jpg)