Tolak Tambang Pasir

Kalukku Memanas, Warga Bawa Parang Geruduk Lokasi Pembangunan Basecamp Perusahaan Tambang Pasir

Zulkarnain mengungkapkan, warga sangat marah dan merasa pihak perusahaan telah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama.

Editor: Nurhadi Hasbi
Istimewa
TOLAK TAMBANG PASIR - Ratusan warga dari Desa Beru-Beru dan Kalukku Barat mengepung lokasi pembangunan basecamp PT. Jaya Pasir Andalan. Aksi ini dipicu oleh kekecewaan dan kemarahan warga lantaran perusahaan diduga kembali melanjutkan pembangunan, padahal sebelumnya telah ada kesepakatan untuk menghentikan. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Situasi mencekam terjadi di sekitar muara Sungai Kalukku, Kabupaten Mamuju, pada Rabu (30/4/2025).

Ratusan warga dari Desa Beru-Beru dan Kalukku Barat mengepung lokasi pembangunan basecamp PT Jaya Pasir Andalan.

Aksi ini dipicu oleh kekecewaan dan kemarahan warga lantaran perusahaan diduga kembali melanjutkan pembangunan, padahal sebelumnya telah ada kesepakatan untuk menghentikan.

Baca juga: Puluhan Polisi Berjaga di Pantai Usai Pembacokan Akibat Tambang Pasir di Mamuju Tengah

Baca juga: Tolak Tambang Pasir, Warga Kalukku Barat Hadang Alat Berat PT Jaya Pasir Andalan

Koordinator Forum Masyarakat Nelayan Pesisir Desa Kalukku Barat dan Desa Beru-Beru, Zulkarnain, mengatakan, pemicu utama aksi ini adalah tindakan sepihak dari PT. Jaya Pasir Andalan kembali melakukan aktivitas pembangunan basecamp.

Padahal, lanjut Zulkarnain, telah ada kesepakatan tertulis dihasilkan dari musyawarah di kantor Desa Beru-Beru.

"Dalam musyawarah itu hadir Kepala Desa Beru-Beru, Kapolsek Kalukku, perwakilan warga, dan pihak perusahaan. Hasilnya jelas, pembangunan basecamp dihentikan karena dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sosial," tegas Zulkarnain dalam rilis yang diterima Tribun-Sulbar.com, Rabu (30/4/2025) malam.

Zulkarnain mengungkapkan, warga sangat marah dan merasa pihak perusahaan telah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama.

Menurutnya, tindakan perusahaan ini dilakukan di tengah kekhawatiran besar masyarakat atas potensi ancaman yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang pasir di wilayah mereka.

"Warga sangat khawatir dengan ancaman tambang pasir ini. Mereka sudah sepakat menolak, tapi perusahaan malah kembali melanjutkan pembangunan basecamp. Ini jelas melukai hati masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut, Zulkarnain mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap PT. Jaya Pasir Andalan.

Ia meminta agar aktivitas pembangunan segera dihentikan dan izin perusahaan dicabut.

"Pemerintah harus bertindak tegas. Aktivitas ini sudah menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat," imbuhnya.

Jika dibiarkan terus, menurutnya, konflik ini akan berkepanjangan dan bisa menimbulkan korban.

"Warga tegas menolak keras tambang pasir ini dan kami tidak akan mundur untuk mempertahankan kampung halaman dan ruang hidup kami," tandas Zulkarnain.

Hingga saat ini, warga terus berjaga dan menuntut agar pihak perusahaan segera menghentikan seluruh aktivitasnya.

Pemerintah daerah dan kepolisian diharapkan segera turun tangan untuk menenangkan situasi dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak.(*)

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved