Berita Mamuju Tengah
Warga Topoyo Mateng Keluhkan Bau Busuk Sampah Lambat Diangkut, DLHK: Aki dan Solat Mobil Hilang
Menurut warga setempat, sampah tersebut terlambat diangkut. Akibatnya mengganggu kenyamanan warga.
Penulis: Sandi Anugrah | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Warga Jalan Jambu, Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan bau busuk sampah tak diangkut petugas kebersihan di tepi jalan.
Menurut warga setempat, sampah tersebut terlambat diangkut. Akibatnya mengganggu kenyamanan warga.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mamuju Tengah merespon cepat dengan menurunkan armada dan petugas kebersihan.
Baca juga: Mulai April 2025, 54 Desa di Mamuju Tengah Akan Bentuk Koperasi Merah Putih
Kabid Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Mateng, Mawardi mengatakan, pihaknya terlambat melakukan pengangkutan sampah dikarenakan terkendala armada.
Menurutnya, dua armada DLH mengalami kerusakan.
"Ada dua kendaraan kami mengalami kerusakan," ucap Kepada Tribun-Sulbar.com, Kamis (17/4/2025),
Menurutnya, kerusakan diduga oknum tak bertanggungjawab sengaja memotong soket kendaraan.
Kemudian, beberapa peralatan armada juga mengalami kehilangan seperti aki, solar dan lainnya.
Dari kejadian-kejadian tersebut pihaknya terlambat mengangkut sampah-sampah hingga menumpuk.
Meski demikian, setelah menerima keluhan warga dan armada sudah layak digunakan, pihaknya segera melakukan pengangkutan sampah.
Salah seorang warga Topoyo, Samuing mengatakan, bau sampah tersebut sangat mengganggu.
"Sudah lebih dua pekan kami menghirup udara busuk dihasilkan sampah-sampah ini," ujar Samuing saat ditemui di kediamannya, Jalan Jambu, Desa Topoyo, Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, baru kali ini pihak terkait terlambat mengangkut sampah-sampah.
Padahal, sebelumnya proses pengangkutan sampah tidak dibiarkan menumpuk hingga dua hari.
Apalagi, daerah tersebut merupakan kawasan padat penduduk karena tepat berada di kompleks perkotaan Topoyo.
Sehingga, upaya sementara dilakukan warga setempat yakni membakar sampah - sampah kering untuk mengurangi penumpukan.
"Biasanya ayam datang mencari makan, sehingga bekas cakaran mereka membuat sampah berserakan," jelasnya.
"Olehnya itu, kami berinisiatif untuk membakar sebagian sampah-sampah kering, itupun di batasi karena asapnya juga berbahaya untuk kesehatan," tambahnya.
Ia berharap, pihak terkait dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mateng segera mengangkut sampah tersebut.
Hal itu dikarenakan, kondisi sampah apabila di biarkan semakin lama dan menumpuk berpotensi memunculkan bibit-bibit penyakit. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Sandi Anugrah
Komisi 3 DPRD Mamuju Tengah Tinjau Pustu Pangalloang Diduga Dikerja Asal-asalan |
![]() |
---|
Pustu di Pangalloang Mateng Diduga Dikerjakan Asal-asalan, Pengawas Sebut Tukang Membandel |
![]() |
---|
TOK! APBD Mateng 2026 Terpangkas, Fokus ke Kesehatan dan Pendidikan |
![]() |
---|
KUA-PPAS 2026 Disepakati, Pemkab Mateng Pastikan Anggaran Berpihak ke Rakyat |
![]() |
---|
Stok Ikan di TPI Desa Babana Mateng Berkurang, dari 4 Ton Kini Tinggal 100 Kilo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.