Opini

Negara Berhemat dengan Efisiensi Anggaran Potensi Memangkas Kualitas Pendidikan

penghematan anggaran sering kali berdampak pada sektor pendidikan, yang dapat mengancam kualitas layanan pendidikan

Editor: Ilham Mulyawan
Abdul Rahman
Abdul Rahman, M.Pd, M.H., Ph.D, Dosen Ilmu Hukum STAIN Majene. 

Perspektif Hukum Tata Negara

Dari perspektif hukum tata negara, kebijakan penghematan yang berdampak pada pendidikan dapat berpotensi bertentangan dengan amanat konstitusi yang menekankan kewajiban negara dalam menyediakan pendidikan yang layak bagi seluruh warga negara. 

Menurut teori negara kesejahteraan (welfare state), negara bertanggung jawab dalam menjamin kesejahteraan sosial, termasuk akses terhadap pendidikan yang berkualitas.

Dalam konteks kebijakan publik, pendidikan merupakan barang publik (public goods) yang harus disediakan oleh negara. 

Margaret E. Goertz menekankan bahwa kebijakan pendidikan harus berfokus pada efisiensi dan efektivitas anggaran untuk mencapai tujuan pembangunan pendidikan. 

Kebijakan penghematan yang tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan dan meningkatkan angka putus sekolah, terutama bagi kelompok masyarakat miskin.

Solusi untuk Menjaga Keseimbangan Hak Pendidikan dan Kebijakan Penghematan

Untuk mengatasi dilema antara hak pendidikan dan kebijakan penghematan, beberapa langkah solutif dapat dipertimbangkan:

1. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas 

Pemerintah perlu meningkatkan transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan serta memastikan akuntabilitas penggunaan dana. 

Hal ini dapat dilakukan melalui pengawasan ketat, pelibatan masyarakat dalam evaluasi kebijakan, serta penerapan teknologi digital dalam sistem pencatatan dan pelaporan anggaran.

2. Optimalisasi Penggunaan Anggaran 

Fokus utama harus diberikan pada program-program yang memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kualitas pendidikan, seperti pelatihan guru, penyediaan sarana dan prasarana, serta bantuan bagi siswa kurang mampu. 

Efisiensi harus dilakukan pada belanja non-esensial, seperti perjalanan dinas dan pengadaan alat tulis kantor, tanpa mengorbankan kebutuhan pendidikan.

3. Kolaborasi dengan Sektor Swasta 

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved