Longsor Mamuju

Sebulan Terisolasi Imbas Longsor, Warga 4 Desa di Mamuju Akhirnya Bisa Lalui Jalan Tertutup

Kehidupan keluarga terdampak perlahan bangkit. Anak-anak kembali sekolah, dan para orangtua mulai melanjutkan pekerjaan mereka. 

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Dinas PUPR Mamuju
Alat berat yang kerahkan PUPR Mamuju untuk membuka akses jalan usai longsor di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sabtu (11/1/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Setelah hampir sebulan terisolasi akibat longsor, 678 kepala keluarga di empat desa Kecamatan Kalumpang, Mamuju, kini bisa bernafas lega.

Jalan utama yang menghubungkan Desa Karataun, Siraun, Salumakki, dan Lasa’ kini kembali terbuka, usai material longsor bisa diangkut, Sabtu (11/1/2025) kemarin.

Baca juga: Sejumlah Perwira Polres Mamuju Tengah Berganti, Ini Daftarnya!

Baca juga: LPG 3 Kg Mahal di Pengecer, Warga Mamuju Pilih Masak Pakai Kayu Bakar

Kepala Desa Karataun, Oktaf menyampaikan rasa syukur mendalam atas respons cepat pemerintah daerah. 

“Kami sangat berterima kasih. Dengan alat berat yang terus bekerja, aktivitas warga mulai pulih,” ujarnya dalam keterangannya yang diterima Tribun-Sulbar.com, Minggu (12/1/2025).

Bencana longsor yang dipicu banjir pada 18 Desember 2024 melumpuhkan kehidupan warga. 

Meski tidak ada korban jiwa, aktivitas ekonomi dan sosial terhenti. 

Banyak keluarga harus bertahan dengan stok pangan terbatas. Kini, suasana berbeda terasa. 

Bantuan dari pemerintah dan alat berat yang dioperasikan oleh Dinas PUPR Sulawesi Barat berhasil membuka akses jalan yang sebelumnya tertutup total.

Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi, langsung turun tangan dengan menginstruksikan tanggap darurat, termasuk pengiriman alat berat untuk membersihkan longsoran. 

“Kami ingin memastikan keluarga terdampak segera kembali ke kehidupan normal,” kata Sutinah.

Camat Kalumpang, Bram Thosuly, menyoroti dampak besar dari langkah cepat ini. \

“Warga di sini sudah lama menunggu perhatian seperti ini. Tidak hanya membuka jalan, tapi juga memberi harapan untuk pembangunan lebih baik,” ungkapnya.

Kehidupan keluarga terdampak perlahan bangkit. Anak-anak kembali sekolah, dan para orangtua mulai melanjutkan pekerjaan mereka. 

Sebagai wilayah penghasil tenun sekomandi, Kalumpang kembali menunjukkan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. 

“Kami berharap perhatian ini berlanjut untuk pembangunan infrastruktur yang lebih kuat, agar bencana serupa tidak lagi memutus akses hidup kami,” tutup Oktaf dengan optimisme.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved