Wawancara Khusus
Wawancara Khusus Zulfikar Suhardi: Sulbar Kaya Spot Wisata Menarik, Butuh Pengelolaan Lebih baik
Anggota Komisi 7 DPR RI ini bicara soal seputar potensi UMKM dan Pariwisata Lokal Berdaya Saing, Ekonomi Meningkat
Penulis: Abd Rahman | Editor: Ilham Mulyawan
Jadi kalau misalkan ada, contohnya seperti Batu Ngalo yang sampai di ekspor ke Cina, tentunya kita sebagai pemerintah pusat bisa memberikan perhatian lebih. Sehingga potensi-potensi kita ada disini bisa kembangkan lagi ke depannya.
Host : Soal uang palsu yang sedang marak terjadi yang datang dari salah satu kampus di Makassar, berawal dari situ bahkan sampai di Mamuju ada pelaku ditangkap. Uang palsu sudah beredar Rp 9 juta sampai di Majene dan Mamuju bahkan dibelanjakan di UMKM, itu bagaimana tanggapannya ?
Zulfikar : ya memang uang palsu ini miris yah, karena tempat produksinya ini di dalam Kampus, terus alatnya besar dan kampus islam yang tidak mencerminkan nilai-nilai yang ditanamkan di Kampusnya.
Kemudian mereka ini menarget ke masyarakat kecil khusus para usaha UMKM itu kan membuat mereka kasian, yang sudah jualan susah-susah sedangkan dalam sehari untungnya tidak seberapa, sementara yang didapat uang palsu.
Sehingga saya menilai ini sangat miris dan harus ada langkah dari pemerintah agar bagaimana peredaran uang palsu ini bisa diputus dan juga masyarakat harus lebih cerdas lagi.
Dan juga pihak bank BI juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya kepada pegiat UMKM agar bagaimana bisa mengenali uang palsu.
Host : Bank Indonesia terus mensosialisasikan soal penggunaan Qris yang hanya dipergunakan untuk super market atau mini market, bagaimana sih UMKM ini agar terhindar dari uang palsu ?
Zulfikar: Saya sih orangnya jarang pegang uang tunai, karena sekarang lebih gampang dan saat kita bangun tidur yang dilihat lebih dulu adalah handphone.
Aplikasi perbankan semua bisa di akses di masing-masing handphone, yang tidak punya rekening bank pun bisa pakai aplikasi keuangan seperti Ovo dan Dana.
Jadi sangat mudah sekarang ini, jadi salah satu upaya peredaran uang palsu harus menggunakan transaksi digital.
Di zaman modern digitalisasi kita tidak bisa tolak dan harus ikut pada perkembangan zaman. Tapi disisi lain keamanan Cyeber kita masih belum maksimal, karena kemarin terjadi ada kebocoran data. Kita berharap pemerintah bisa mengembangkan keamanan Cyber kita, agar masyarakat umum tidak merasa khawatir transaksi digital.
Karena modus pelaku uang palsu ini memang menggunakan uang palsu itu belanja di pelaku usaha yang bisa merugikan mereka.
Jadi memang masyarakat sangat perlu diberikan edukasi terkait bagaimana penggunaan uang palsu tersebut. (*)
WANSUS: BPOM Mamuju Ungkap Pentingnya Cek Klik untuk Pangan Aman & Hindari Kosmetik Bahan Berbahaya |
![]() |
---|
Wawancara Khusus Febrianto Wijaya: STY Dipecat Langkah Berani PSSI 4 Laga Jadi Pembuktian Patrick |
![]() |
---|
Wansus Sutinah Suhardi: Tantangan Penanganan Gempa Saat Covid Hingga Rela Pindah Demi Kota Mamuju |
![]() |
---|
Wawancara Khusus Arsal Aras: Dengar dan Catat Aspirasi Warga Hingga Wujudkan Mateng Kota Agropolitan |
![]() |
---|
Fokus Program Masyarakat, SDK Akan Pangkas Anggaran Rapat Hotel Jika Resmi Jadi Gubernur Sulbar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.