Data BPS

BPS Sulbar: Harga Produksi Petani Meningkat, Tapi Biaya Konsumsi Menurun

Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan harga produk pertanian di provinsi ke-33 ini.

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
BPS Sulbar saat pres rilis di aula BPS Sulbar, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Jumat (1/11/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat adanya kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) di Sulbar pada Oktober 2024.

Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan harga produk pertanian di provinsi ke-33 ini.

Baca juga: 42 Warga Terdampak Bencana Angin Kencang di Desa kariango Mamasa Dapat Bantuan Makanan Hingga Tenda

Baca juga: M Idwar Jabat Ketua DPRD Kabupaten Majene Periode 2024-2029

Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri, mengatakan, indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan perkembangan harga berbagai komoditas yang dihasilkan oleh petani.

Pada Oktober 2024, It gabungan lima subsektor di Sulbar tercatat sebesar 177,03, mengalami kenaikan sebesar 2,23 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 173,18.

Kenaikan It ini berarti harga barang-barang yang diproduksi petani meningkat 77,03 persen dibandingkan harga pada tahun dasar 2018.

"Dari lima subsektor yang ada, tiga di antaranya mengalami peningkatan It, yaitu tanaman pangan (naik 0,12 persen), tanaman perkebunan rakyat (naik 3,54 persen), dan peternakan (naik 0,23 persen)," ujar Tina, saat pres rilis di aula BPS Sulbar, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Jumat (1/11/2024).

Namun, dua subsektor lainnya justru mengalami penurunan It, yakni subsektor hortikultura yang turun sebesar 0,04 persen dan perikanan yang turun sebesar 2,41 persen.

Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) pada bulan yang sama mengalami penurunan sebesar 0,34 persen, menjadi 119,90 dari 120,31 di bulan sebelumnya.

Ib ini mengukur fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pedesaan, khususnya petani.

Penurunan Ib mencerminkan turunnya harga-harga kebutuhan dasar petani, terutama pada subsektor tanaman pangan (turun 0,26 persen), hortikultura (turun 0,49 persen), tanaman perkebunan rakyat (turun 0,33 persen), peternakan (turun 0,59 persen), dan perikanan (turun 0,30 persen).

BPS juga mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) untuk subsektor di Sulbar.

NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat tercatat tertinggi pada Oktober 2024, mencapai 192,61, sementara subsektor peternakan memiliki NTP terendah di angka 94,85.

Pada subsektor tanaman pangan, It tercatat sebesar 124,13 atau naik 0,12 persen dari bulan sebelumnya. Sementara Ib pada subsektor ini turun sebesar 0,26 persen menjadi 119,64.

Kenaikan harga komoditas jagung menjadi faktor utama naiknya It, yang berdampak pada peningkatan NTP subsektor tanaman pangan sebesar 0,37 persen menjadi 103,75.

Untuk subsektor hortikultura, NTP pada Oktober 2024 mencapai 108,45, mengalami peningkatan sebesar 0,45 persen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved