Berita Mamuju

Camat Sebut Perusahaan Tambang Pasir di Desa Sampaga Kurang Koordinasi dengan Warga

Dia berharap perusahaan bisa membuat sosialisasi ke masyarakat, karena itu akan membuka lapangan kerja ketika semua berjalan dengan baik.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
Asri
Warga pasang spanduk penolakan perusahaan tambang di Desa Sampaga, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU-Camat Sampaga Muhammad Yusuf merespon soal warga Desa Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), yang menolak kehadiran tambang pasir di muara sungai.

Muhammad Yusuf mengaku, pihak perusahaan tambang tidak pernah melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait akan melakukan pertambangan di Desa Sampaga tersebut.

"Iya memang ada perusahaan tambang mau kerja di sana (Desa Sampaga) itu memang kurang koordinasi aih. Tapi kan izinnya itu sudah di Dinas ESDM Provinsi Sulbar," kata Yusuf saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Sabtu (31/8/2024).

Baca juga: Warga Desa Sampaga Mamuju Tolak Kehadiran Tambang Pasir di Muara Sungai

Yusuf mengatakan, sebelumnya dia sudah menyampaikan ke pihak perusahaan agar melakukan sosialisasi terlebih dulu ke masyarakat agar mendapat persetujuan.

Namun perusahaan tidak melakukan itu, sehingga ada penolakan dari warga di Desa Sampaga.

"Waktu uji publik di Dinas ESDM Provinsi Sulbar kami memang di undang dengan pemerintah desa. Tapi saat itu saya sudah sampaikan agar melibatkan masyarakat atau sosialisasi dulu agar mereka paham. Tapi itu tidak dilakukan oleh perusahaan," Katanya.

Menurut Yusuf, kehadiran tambang itu sebenarnya ada baiknya karena di muara sungai terjadi pendangkalan akibat dari banjir yang terjadi beberapa tahun terakhir.

Ketika itu digali nantinya sungai itu akan dalam kembali, namun demikian perusahaan tidak melakukan sosialisasi sehingga masyarakat setempat tidak memahami.

"Itu waktu uji publik ada kajian akademiknya itu, di sana kan ada pendangkalan waktu banjir kemarin sehingga ketika itu digali maka sungai itu dalam kembali," bebernya.

Dia berharap perusahaan bisa membuat sosialisasi ke masyarakat, karena itu akan membuka lapangan kerja ketika semua berjalan dengan baik.

Sebelumnya, Warga di Desa Sampaga, Kecamatan Sampaga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), menolak kehadiran perusahaan tambang untuk beroperasi di wilayah tersebut.

Aksi penolakan itu dilakukan dengan cara memasang baliho di pintu masuk Desa Sampaga.

Spanduk itu bertuliskan "Kami warga Desa Sampaga menolak keras aktivitas tambang pasir karena merusak lingkungan."

Spanduk penolakan tambang itupun disebar dari jalan hingga ke masjid dan di perkampungan.

Toko Pemuda Sampaga Asri menyatakan, masyarakat menolak kehadiran tambang itu karena dinilai akan mengancam keberadaan warga di Desa Sampaga.

"Kami warga menolak keras kehadiran tambang, karena yang namanya perusahaan tambang itu tidak akan membangun tapi justru merusak alam dan lingkungan," ungkap Asri.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved