Ojek Online
Tarif Turun, Driver Ojek Online di Mamuju Merintih Penghasilan Berkurang
Dia mengaku, sejak 2017 menjadi driver dia sudah merasakan perubahan-perubahan aturan permainan tarif.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Seorang driver Grab Car di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), bernama Rahmat (30) mengeluhkan tarif aplikasi kian menurun.
Menurut Rahmat, tarif yang diatur di aplikasi kini tidak lagi menguntungkan para driver Grab Car.
Selain tarif turun, juga ada potongan dari aplikasi.
Dia mengaku, sejak 2017 menjadi driver dia sudah merasakan perubahan-perubahan aturan permainan tarif.
Baca juga: Alasan Tukang Bentor Polman Tolak Maxim dan Ojek Online, Ancam Turun Demo
"Awal-awal itu kami jadi driver 2017 masih ada intensif (bonus) dari aplikasi sampai Rp 200 ribu di luar dari bayaran penumpang (Customer). Kalau perbulan kami bisa dapat Rp 6 juta," ungkap Rahmat saat ditemui di pangkalan driver ojek online (Ojol) Jl Pattana Bone, Kelurahan Binanga, Mamuju, Jumat (30/8/2024).
Namun memasuki tahun 2019, tarif mulai mengalami perubahan sampai sekarang.
Kemudian bonus dari aplikasi juga sudah dihilangkan dari pihak Grab.
Selain tidak ada bonus dari aplikasi, tarif juga beberapa bulan turun drastis ditambah dengan aturan baru yang bisa tawar menawar harga tarif dengan customer.
"Sekarang kalau tarif Grab Car dari Pantai Manakarra ke Pasar Baru itu tarifnya hanya Rp 11 ribu itu pakai hemat, padahal dulu itu tarifnya sampai Rp 15 ribu," ujarnya.
Lanjut Rahmat menuturkan, akibat dari penurunan tarif penumpang membuat ia dan driver lainya mengeluh karena penghasilan dan biaya kebutuhan hidup tidak cukup.
"Kami driver yang dirugikan sementara yang untung itu pasti customer, karena tarif turun. Biasa kalau dapat 14 orderan dalam sehari itu bisa dapat Rp 120 ribu saja hasilnya beli bensin Rp 50 ribu, makan Rp 15 ribu dan ngopi Rp 7 ribu, sisanya di bawa ke rumah," keluhnya.
Karena itu Rahmat berharap, pihak perusahaan Grab Car memikirkan nasib para driver yang saat ini dirugikan imbas kebijakan penurunan tarif konsumen yang justru mematikan driver.
Belum lagi adanya perang tarif aplikator lain ke aplikator lainya yang membuat sebagian konsumen beralih.
"Tidak apa-apa tarif rendah tapi insentif bonus dari aplikasi itu dikembalikan, ini sudah tidak ada bonus tarif juga murah sekali," pungkasnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.