Ojek Online
Tarif Ojol Naik 15 Persen, Pengemudi di Mamuju Bersyukur tapi Khawatir Pelanggan Beralih
Muklis, seorang pengemudi ojol yang ditemui, mengungkapkan rasa syukurnya atas keputusan Kemenhub
Penulis: Andika Firdaus | Editor: Abd Rahman
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menaikkan tarif ojek online (ojol) maksimal 15 persen disambut beragam tanggapan dari para pengemudi ojol di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Meskipun menjadi angin segar bagi peningkatan kesejahteraan, muncul kekhawatiran akan dampak kenaikan ini terhadap minat pelanggan.
Muklis, seorang pengemudi ojol yang ditemui, mengungkapkan rasa syukurnya atas keputusan Kemenhub.
"Alhamdulillah, akhirnya ada kenaikan juga," ujar Muklis saat ditemui di Jl Nelayan, Kelurahan Simboro, Kabupaten Mamuju, Kamis (3/7/2025).
Ia berharap kenaikan tarif ini dapat sedikit meringankan beban operasional dan meningkatkan pendapatan para pengemudi.
Namun, di balik rasa syukur tersebut, Muklis juga menyuarakan kekhawatirannya.
Menurutnya, kenaikan tarif yang terlalu signifikan dikhawatirkan dapat mempengaruhi jumlah pelanggan.
"Semoga kenaikannya tidak signifikan karena bisa mempengaruhi pelanggan," tambahnya.
Muklis khawatir jika tarif terlalu tinggi, pelanggan akan beralih ke moda transportasi lain atau mengurangi frekuensi penggunaan ojol.
"Tapi kalau untuk saat ini masih aman karena biasanya pelanggan kalau bayar itu lebih. Tapi kalau kenaikan sudah tinggi yang mungkin pelanggan mulai berfikir,"ungkapnya.
Baca juga: Mantan Kepala Perpustakaan UIN Makassar Menangis di Sidang Kasus Uang Palsu : Saya Menyesal
Baca juga: Profil Hilton Pratama Mantong Siswa SMA 1 Mamuju Terpilih Anggota Paskibraka Tugas di Istana Merdeka
Lebih lanjut, Muklis juga menyoroti masalah teknis dalam aplikasi, khususnya terkait sistem Beta di Grab dan orderan ganda.
Ia berharap sistem ini bisa ditinjau ulang karena dianggap merugikan pengemudi lain.
"Karena ini mempengaruhi driver yang lain, kalau di sistem orderan ganda itu biasa dalam tiga orderan satu orang yang dapat jadi yang lain tidak kebagian," jelasnya.
Kenaikan tarif ini sendiri merupakan tindak lanjut dari aksi demonstrasi ojol di berbagai daerah yang menuntut penyesuaian tarif dan penghapusan potongan aplikator.
Muklis mengungkapkan dalam perhari ia bisa mendapatkan orderan sembilan sampai sepuluh perhari.
"Itu sudah termasuk Grab food dan Grab Bike tapi biasanya juga sampai 20 orderan,"terangnya.
Para pengemudi berharap Kemenhub juga turut mempertimbangkan kebijakan terkait potongan aplikator agar manfaat kenaikan tarif ini benar-benar terasa optimal bagi para pengemudi. (*)
Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.