Harga Beras Melonjak

Harga Beras Mahal, Emak-Emak di Campalagian Polman Pilih Mengais Gabah

Hal itu mereka kerjakan untuk mensiasati kenaikan harga beras yang semakin mahal, dua pekan terakhir.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Didi
Para ibu rumah tangga saat mengais gabah demi memperoleh beras di Desa Lampoko, Kecamatan Campalagian, Polman, Selasa (27/2/2024). 

Meski sudah lanjut usia, sejak sepekan terakhir Nurbaya rela berpeluh keringat di bawah teriknya matahari.

Ia bersama emak-emak lainnya mengais gabah dari tumpukan sekam padi yang baru saja dipanen.

Proses mengais padi ini dilakukan dengan cara sangat sederhana, sekam padi dikumpulkan.

Diletakkan di atas piring, kemudian ditempatkan setinggi kepala lalu ditumpahkan secara perlahan.

Sekam padi berisi beras nantinya akan terkumpul pada satu titik saat ditumpahkan.

sementara ampasnya akan terbawa angin, terpisah dengan sendirinya.

"Kalau orang tua seperti saya biasa dapat 5 sampai 7 kilo, kalau dijual di sini dihargai Rp 6.500 per kilo, uangnya beli ikan, atau dijadikan beras karena mahal harga beras," ungkap Nurbayah.

Sebelumnya diberitakan, harga beras di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kabupaten Polman alami kenaikan tiga kali dalam sepekan terakhir, Selasa (20/2/2024).

Seperti yang terjadi di salah satu kios pedagang beras milik Ilham, meski mengalami kenaikan, stok berasnya tetap tersedia.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, para ibu rumah tangga datang membeli beras secara bergantian.

Ilham menuturkan kenaikan harga beras ini terjadi selama satu pekan terakhir, naik harganya tiga kali.

Disebutkan harga beras premium isi 25 kilogram (kg) kini tembus Rp 390 ribu per karung.

"Tiga hari yang lalu harganya ini Rp 375 ribu, kemarin naik Rp 385 ribu, sekarang tembus Rp 390 ribu per karung isi 25 kg," terang Ilham kepada wartawan.

Ia mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan harga beras yang naik berturut-turut ini.

Dikatakan keluhan bagi pedagang ialah modal yang dikeluarkan terus bertambah.

Sementara keuntungan diperoleh pedagang dari kenaikan harga beras tetap sama.

"Kalau pembeli ibu-ibu itu ya mengeluh juga, sampai-sampai ada yang mengurangi pembeliannya," lanjut Ilham.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved