Sampah Polman

46 Ton Sampah Per Hari di Polman Ditimbun di Taman Pacuan Kuda

Penumpukan sampah di dua kecamatan ini sempat membuat masyarakat resah akan bau busuknya.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Satu unit alat berat digunakan petugas kebersihan untuk timbun sampah di Taman Pacuan Kuda, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Polman, Sabtu (13/1/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mencatat produksi sampah tiap hari sebanyak 46 ton, Selasa (23/1/2024).

Dengan produksi terbanyak sampah berada di Kecamatan Polewali, kemudian di Kecamatan Wonomulyo.

Dua pasar tradisional di Polewali, yakni Pasar Sentral Pekkkabata dan Pasar Baru Polewali jadi penghasil sampah terbanyak.

Kemudian Pasar Induk Wonomulyo yang aktif selama 24 jam juga jadi penghasil sampah ke dua.

Selain pasar induk, 46 ton sampah tiap harinya juga berasal dari setiap limbah rumah tangga.

DLHK Polman mencatat jumlah rumah tangga di Kecamatan Polewali sebanyak 13,446 rumah tangga.

Kemudian terbanyak kedua disusul Kecamatan Campalagian 12.708 rumah tangga dan Wonomulyo 12.087 rumah tangga.

Petugas kebersihan dari DLHK Polman kewalahan mengatasi sampah ini di Januari 2024.

Sedikitnya ada puluhan titik penumpukan sampah di Polewali dan Wonomulyo, menumpuk selam 10 hari.

Kini sampah itu seluruhnya telah diangkat dari tumpukan, ditimbun di Taman Pacuan Kuda Jl Manuggal Kelurahan Madatte, Polewali.

Hal itu dilakukan Pemkab Polman usai tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), lantaran TPA Paku ditutup akhir 2021 lalu.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, lubang galian di Taman Pacuan Kuda semakin memanjang dan melebar.

Terdapat satu unit alat berat ekskavator digunakan menggali dan menimbun sampah di malam hari.

"Selama 10 hari sampah sempat menumpuk diberbagai titik, di Polewali sampai di Wonomulyo, ini sentra utama produksi sampah," terang Kepala Dinas (Kadis) DLHK Polman, Jumadil Tappawali kepada wartawan.

Disebutkan dua kecamatan ini menjadi kota atau wilayah yang cukup berkembang di Polman.

Penumpukan sampah di dua kecamatan ini sempat membuat masyarakat resah akan bau busuknya.

Keresahan masyarakat, kata Jumadil merupakan kegelisahan bagi pihak DLHK Polman.

"Pak Pj bupati Polman bahkan tiga kali kita rapat berembuk memikirkannya, mencari solusi jalan keluar, selalu mendapat penolakan warga," lanjutnya.

Disebutkan penolakan masyarakat itu saat petugas akan menimbun sampah, seperti di Kelurahan Ammasangan.

Upaya yang saat ini ditempuh DLHK Polaman yakni menimbun sampah di tanah milik pemerintah.

Lokasi tempat penimbunan sampah yang sampai saat ini masih berproses, hanya di Taman Pacuan Kuda.

"Produksi sampah di Polman sebanyak 46 ton per hari, tetapi kita tetap berupaya memilah salah satu bentuk pengurangan di Bank Sampah Sipamandaq," ungkapnya.

Ia menambahkan saat ini terdapat 204 petugas kebersihan tiap hari gunakan 17 armada sampah atasi penumpukan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved