Kolom

Bagian 5 - Periode Manusia Mengenal Tulis Baca

Ini disebabkan karena ketika itu alat-alat tulis-menulis masih sangat langkah sehingga mereka amat mengandalkan hafalan.

Editor: Nurhadi Hasbi
TribunSulbar.com/Habluddin
Kabag Humas Kemenag Sulbar, H M Sahlan 

Oleh: H. M. Sahlan
(Sekum Mui Sulbar/Ketua MDS Rijalul Ansor Sulbar)

Dahulu, lebih-lebih sebelum orang mengenal tulis baca-upaya membaca terbatas pada membaca alam, bukan aksara.

Bahkan walau setelah manusia mengenal aksara, masih ada orang yang menilai kemahiran tulis baca sebagai aib.

Salah seorang penyair arab kenamaan, Dzu Ar-Rummah, yang ditemukan sedang menulis, memohon kepada yang melihatnya agar kemampuannya itu tidak disampaikan kepada siapapun.

"Tulis menulis aib bagi kami " demikian alasannya.

Ini disebabkan karena ketika itu alat-alat tulis-menulis masih sangat langkah sehingga mereka amat mengandalkan hafalan.

Seorang yang menulis, hafalannya dinilai lemah, dan ini adalah aib lebih-lebih dikalangan penyair.

Itu pula sebabnya ulama-ulama hadits di masa lampau menilai hafalan lebih andal dan lebih dapat dipertanggungjawabkan keshahihannya daripada tulisan, karena memang ketika itu daya hafal sangat kuat sedang kemampuan tulis-menulis sangat langka, sehingga kesalahan menulis dapat terjadi.

Orang berkata, " kita belajar untuk pandai membaca, dan kita membaca untuk belajar sampai pandai ". Kita tentu pandai membaca.

Kalau tidak, tentu tulisan ini kita tidak bisa membacanya. Tetapi untuk apa kita membaca ? Maka akan muncul beraneka ragam jawaban, antara lain :

1. Kita membaca untuk mengembangkan kepribadian, memahami alam raya ( manusia dan makhluk hidup lainnya).

2. Kita membaca untuk mengisi aktivitas, menghabiskan waktu disaat menunggu dan mengetahui perkembangan mutakhir ( dalam bidang sains dan tekhnologi ).

3. Kita membaca untuk menguji kecerdasan dan mengobati rasa ngantuk dan lain sebagainya.

Abbas Mahmud Al-Aqqad ( 1889- 1964 M ) seorang cendekiawan terkemuka mesir, sastrawan, kritikus, sekaligus ulama dan wartawan ini tidak menyelesaikan pendidikan tinggi.

Namun, kepakarannya sangat mengagumkan. Karya tulisnya sangat banyak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Masihkah Pancasila Sakti?

 

LUKA DI BUMI, SUARA DARI RERUNTUHAN

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved