Polresta Mamuju

Cerita IPDA Herman Humas Polresta Mamuju Lulus Polisi Berbekal Rp 50 Ribu Tanpa Dekkeng

IPDA Herman Lahir di Jeneponto, 10 Desember 1975 kini menjabat Humas Polresta Mamuju.

Penulis: Zuhaji | Editor: Munawwarah Ahmad
IPDA Herman
Kepala Seksi Humas Polresta Mamuju, IPDA Herman 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kepala Seksi (Kasi) Humas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Mamuju, IPDA Herman Basir lulus sebagai anggota kepolisian pada 1994 tanpa dekkeng (bantuan orang dalam).

Lahir di Jeneponto, 10 Desember 1975, IPDA Herman menceritakan masa mudanya sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

"Alhamdulillah berkat doa orangtua dan rezeki dari Allah SWT, saya diberikan kelancaran selama proses pendaftaran saya," cerita IPDA Herman saat ditemui di ruang kerjanya, Polresta Mamuju, Jl KS Tubun, Kelurahan Rimuku, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (10/3/2023).

Sejak lulus di salah satu kejuruan di Makassar, dia tidak pernah berfikir untuk menjadi polisi melainkan sebagai karyawan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Namun, IPDA Herman mulai merasa jenuh setelah ditinggal lima orang teman sekampungnya mendaftar anggota polisi di Makassar.

"Setelah lulus, saya kembali ke Jeneponto dan pada saat itu penerimaan karyawan di PLN belum ada, jadi saya terpaksa ikut mendaftar polisi karena sepi ditinggal teman," ungkapnya.

Dengan berbekal uang Rp 50 ribu, ia berangkat menyusul kelima temannya.

IPDA Herman tidak menyangka, dua tahap seleksi telah dilalui.

"Saya telpon orangtua, karena semua didampingi keluarganya,"

Akhirnya tahapan demi tahapan dilalui, justru hanya dirinya yang lolos menjadi anggota Polri pada saat itu.

"Lima anggota saya tadi tidak lulus pada tahun itu, tapi tahun berikutnya mereka lulus dan hanya satu yang tersisa, beliau pun sudah meninggal dunia," 

Di masa itu, tidak ada istilah orang dalam atau bayar membayar untuk masuk sebagai anggota Polri.

Peserta harus melewati semua tahapan dan hal yang tersulit adalah melawan stigma orang dekat presiden.

"Inilah buah dari doa orangtua, karena waktu itu sangat kental dengan nepotisme," 

Begitu dengan tiga orang saudara laki-lakinya yang sekarang juga berprofesi sebagai anggota polisi.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved