Berita Mamuju
Tak Ada Perhatian Pemkab, Warga Sampoang Patungan Sewat Alat Berat Perbaiki Irigasi Persawahan
Seharusnya, irigasi itu sudah dikerjakan sejak dulu tapi karena bantuan pemerintah tak kunjung ada sehingga petani patungan sewa alat.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Petani di Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), terpaksa gotong royong menormalisasi saluran irigasi persawahan.
Pasalnya pascabanjir bandang Oktober 2022 lalu, saluran irigasi rusak dan ratusan hektare petak sawah dipenuhi lumpur bekas banjir.
Sejak itu, para petani merugi dan harus berhenti menanam padi.
Sebab, saluran irigasi rusak tak mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Sehingga, warga setempat berinisiatif menyewa dua alat berat excavator untuk menormalkan kembali salurah irigasi yang rusak.
"Terpaksa kita kerjakan secara swadaya, warga patungan untuk sewa alat berat Rp 3 juta satu alat," ungkap tokoh masyarakat Gusti Soropati kepada Tribun-Sulbar.com, Senin (23/1/2023).
Kata dia, justru Bupati Mamasa Ramlan Badawi yang turut membantu masyarakat menyewa satu alat berat untuk membersihkan saluran.
"Alhamdulillah kita bersyukur ada Pak Ramlan yang membantu warga, beliu juga prihatin melihat petani yang sudah berbulan-bulan tidak bertani," terang Gusti.
Dia mengaku, pascabanjir bantuan dari Kabupaten Mamuju maupun Provinsi Sulbar belum juga turun, sehingga warga atau petani bekerja gotong royong.
Seharusnya, irigasi itu sudah dikerjakan sejak dulu tapi karena bantuan pemerintah tak kunjung ada sehingga petani patungan sewa alat.
"Padahal kalau dipikir pascabanjir itu sudah ada bantuan masuk dari pemerintah. Ini dari kabupten dan provinsi tidak ada sama sekali," bebernya.
Sebelumnya, sebanyak 160 petani sawah di Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terpaksa kehilangan pekerjaan.
Pasalnya, banjir bandang pada Selasa 11 Oktober 2022 lalu membuat 200 hektare sawah tertimbun lumpur bekas banjir, bahkan bendungan irigasi sawah ambruk.
Ketua Kelompok Tani Sipempedagan Muhammad Yusuf mengaku, dampak banjir bandang ini akan membuat para petani tidak beraktivitas selama tiga tahun.
"Ada dua 200 hekatare sawah yang sampai hari ini masih tertimbun lumpur, diperkirakan tiga tahun petani tidak bisa turun ke sawah," ungkap Yusuf saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Selasa (24/10/2022) lalu.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman
Harga Penja Kering di Pasar Topoyo Mamuju Tengah Rp 35 Per Kilo |
![]() |
---|
WALHI Sulbar Soroti Rencana Bupati Mamuju Permudah Izin Tambang Galian C, Sebut Langkah Tidak Bijak |
![]() |
---|
Dikejar Target PAD, Bupati Sutinah Akan Permudah Izin Tambang Galian C di Mamuju |
![]() |
---|
Warga Binaan Kasus Narkotika di Rutan Mamuju Bebas Dapat Amnesti Kemanusiaan Prabowo |
![]() |
---|
2 Kurir di Mamuju Ditangkap Polisi Usai Terlibat Kasus Pencurian Sepeda Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.