OPINI
Liberalisasi Menghancurkan Generasi, Butuh Sinergi Tiga Peran
Ketika kehamilan tak diinginkan hasil dari perbuatan zina, maka aborsi menjadi pilihan lantaran pasangan belum mampu bertanggungjawab menikahinya.
Oleh: Hamsina Halik, Pegiat Literasi Revowriter
Pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan yang tak diinginkan hingga akhirnya memilih aborsi. Inilah yang terjadi pada sepasang kekasih di Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang menyimpan 7 janin dalam kotak makan, hasil aborsi.
"Mereka (pelaku) berpacaran di tahun 2012, ini perempuan hamil di luar nikah malu terhadap keluarga, akhirnya sepakat menggugurkan kandungan dengan perjanjian nanti akan dinikahi," kata Reonald Simanjuntak, Kamis (9/6/2022) dikutip dari TribunTimur.com.
Tahun berikutnya, sang perempuan hamil lagi dan digugurkan lagi. Sang wanita yang hamil tiap tahunnya, kata Reonald, terpaksa menyimpan janin yang digugurkannya dalam boks. (kompas.com).
Miris. Itulah kata yang mungkin terucap dari lisan siapapun yang melihat dan mendengar kasus tersebut.
Ketika kehamilan tak diinginkan hasil dari perbuatan zina, maka aborsi menjadi pilihan lantaran pasangan belum mampu bertanggungjawab menikahinya.
Sedemikian rusaknya generasi ini akibat pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan.
Sungguh kehancuran generasi muda saat ini maupun akan datang ada di depan mata. Jika generasi rusak, bagaimana masa depan bangsa?
Bukankah generasi muda saat ini merupakan estafet peradaban bangsa?
Ironis di tengah-tengah negara yang sedang maju dalam hal teknologi dan pendidikan, namun kondisi generasinya justru mengalami kehancuran moral.
Penanganan yang Belum Mengakar
Jika ditelisik, sejak dahulu berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani persoalan seks bebas di kalangan generasi muda, namun belum juga menampakkan hasil yang optimal.
Hal ini terbukti, dengan terus berulangnya kasus yang serupa. Bukannya semakin menjauh dari seks bebas, justru
semakin mendekat dan kian meningkat. Hal itu terjadi karena penangannya belum menyentuh akar persoalan.
Selama ini, pemerintah hanya fokus bagaimana mencegah penyakit menular seksual dan reproduksi remaja tetap sehat, bukan pada faktor-faktor yang mendorong munculnya perilaku seks bebas.
Tak bisa dipungkiri, pesatnya perkembangan teknologi saat ini yang mudah diakses oleh siapapun dan konten-konten yang sebagian besarnya jauh dari kata mendidik, telah menyumbang peran penting dalam rusaknya moral generasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Hamsina-Halik-Pegiat-Literasi-Revowriter-Opini-soal-Harga.jpg)