Wajib Tahu, 5 Langkah Kenali Hoaks di Internet Agar Tak Jadi Korban Informasi Palsu

Tidak sedikit masyarakat yang terpapar hoaks, bahkan tértipu akibar informasi diterima tidak berdasar.

|
Editor: Abd Rahman
Istimewa
INFO HOAX- Akhir-akhir ini warga di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dibuat resah postingan di media sosial Facebook akun milik Fitri Ani dan Astuget SDH.Kapolsek Kalukku Iptu Makmur mengatakan, setelah diselidiki oleh pihak kepolisian ternyata informasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dipastikan informasi bohong atau hoaks. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Di tengah banjir informasi yang mengalir deras setiap hari melalui media sosial dan aplikasi pesan, kemampuan untuk membedakan antara hoaks (berita palsu) dan fakta (informasi benar) bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. 

Menyebarkan informasi palsu, meskipun tidak disengaja, dapat menimbulkan dampak negatif yang luas.

Baca juga: Hoaks Isu Kelompok Mencurigakan Resahkan Warga Kalukku, Polisi Tegaskan Postingan Facebook Bohong

Baca juga: Nasib Bripda S Terduga Pelaku Lecehkan Kurir di Mateng, Jalani Sidang Etik Oktober 2025

Saat ini hampir semua orang dibanjiri oleh informasi yang diterima melalui sosial media. Sehingga kemampuan untuk menyaring sebuah informasi sangat penting dilakukan.

Tidak sedikit masyarakat yang terpapar hoaks, bahkan tértipu akibar informasi diterima tidak berdasar.

Karena itu di tengah arus teknologi yang semakin berkembang, kecapakan dan kecerdasan menggunakanya harus lebih baik dan selektif.

Sebab pengunaan internet hari-hari ini sudah menjadi wajib bagi setiap orang. 

Berikut adalah panduan praktis dan langkah demi langkah untuk membantu Anda menguji kebenaran suatu informasi sebelum Anda percaya, apalagi membagikannya.

Relawan MAFINDO, Nina Ulfah Nulatutadjie, dalam sebuah webinar yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, tahun 2022 lalu di Kalimantan.

Nina memaparkan bahwa pengguna internet bisa memeriksa kebenaran informasi melalui dua pendekatan utama manual dan menggunakan alat bantu.

"Cara manual dapat dilakukan dengan mengenali ciri-ciri hoaks serta melihatnya secara visual, sementara untuk alat bantu, kita dapat menggunakan situs atau aplikasi pemeriksa fakta yang tersebar di internet saat ini,” kata Nina melansir Tribunews.com.

Nina memaparkan terdapat delapan ciri hoaks yang dapat diidentifikasi masyarakat saat menerima suatu informasi.

Di antaranya membangkitkan emosi, sumber yang tidak jelas, memanfaatkan nama tokoh, bersifat memihak dan bias.

"Kemudian mengaburkan data untuk mempengaruhi opini, meminta untuk disebarkan, memanfaatkan fanatisme baik atas nama ideologi, agama, maupun suku, serta terdapat manipulasi data atau foto," katanya.

Selanjutnya, mengenai etika di dunia digital, Ni Putu Ruslina mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui mengenai netiket, yaitu tata krama dalam menggunakan internet.

"Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor. Sudah sebaiknya para pengguna internet menjadikan netiket sebagai landasan dalam berinteraksi di dunia maya," katanya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved