Berita Sulbar

Gubernur Sulbar Suhardi Duka: Kunci SDM Unggul dan Berkarakter Ada di Tangan Guru

Ia menuturkan, paradigma pendidikan kini telah berubah jauh dibandingkan masa lalu.

Editor: Nurhadi Hasbi
HUMAS PEMPROV SULBAR
Gubernur Sulbar Suhardi Duka saat sambutan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam dan Strategi Implementasi Program Sulbar Mandaras dirangkaikan pengukuhan Ibunda Guru dan Bunda PAUD Provinsi Sulbar di Ballroom Andi Depu, Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (30/10/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Gubernur Sulbar Suhardi Duka menegaskan, keberhasilan misi ketiga Panca Daya, yaitu membangun sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter, bergantung pada kualitas dan ketulusan para guru.

Hal itu disampaikan Suhardi Duka dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pembelajaran Mendalam dan Strategi Implementasi Program Sulbar Mandaras dirangkaikan pengukuhan Ibunda Guru dan Bunda PAUD Provinsi Sulbar di Ballroom Andi Depu, Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (30/10/2025).

“Kunci membangun SDM unggul ada di guru. Tidak ada pejabat, bupati, atau gubernur lahir tanpa jasa seorang guru,” ujar Suhardi Duka.

Baca juga: SDK Minta Kabupaten di Sulbar Segera Usulkan Program Inpres Jalan Daerah 2026

Ia menuturkan, paradigma pendidikan kini telah berubah jauh dibandingkan masa lalu.

Jika dulu hukuman fisik dianggap wajar, kini pendekatan humanis dan penuh kasih sayang menjadi kunci keberhasilan dalam mendidik siswa.

“Dulu kita bangga kalau dipukul guru. Orangtua pun tidak marah. Tapi sekarang tidak boleh lagi," ucapnya.

SDK berharap para guru mendidik siswa dengan kasih sayang.

"Banyak murid merasa hidupnya berubah karena disayangi gurunya,” kata SDK.

Ia bahkan mengisahkan pengalamannya saat pertama kali dilantik menjadi bupati.

“Waktu saya dilantik, pertama saya cari adalah guru-guru saya. Saya kirimkan ucapan terima kasih dan parcel. Karena saya sadar, saya bisa sampai di titik ini berkat guru,” ungkapnya.

Suhardi Duka juga menyoroti praktik pungutan di sekolah yang kerap menimbulkan masalah di tengah masyarakat.

Ia meminta agar seluruh kepala sekolah menghentikan segala bentuk pungutan kepada siswa.

“Jangan ada lagi pungutan di sekolah. Sekarang masyarakat sangat sensitif. Dulu kita miskin tapi tetap semangat belajar, tidak pernah mengeluh. Tapi sekarang, hal kecil bisa viral dan mencoreng nama sekolah,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar budaya “seremonial berlebihan” saat kunjungan pejabat dihentikan.

“Kalau pejabat datang, tidak perlu lagi pakai tari-tarian, kalung sutra, atau amplop. Semua itu tidak perlu,” ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved