TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Perum Bulog Kantor Cabang Mamuju melakukan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk menstabilkan harga di pasaran.
Asisten Manajer Bulog Mamuju, Abdul Kasim, mengatakan target penyaluran beras Bulog sekitar 50 ton per bulan.
"Sejak Senin kemarin, kami sudah memulai kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi. Hingga kemarin, sekitar tujuh ton beras SPHP sudah tersalurkan," ujar Abdul Kasim saat ditemui wartawan di kantor Bulog Cabang Mamuju, Kamis (17/7/2025).
Lebih lanjut Abdul Kasim mengatakan, penyaluran SPHP kini menggunakan aplikasi baru, sehingga Bulog Mamuju perlu melakukan sosialisasi dan verifikasi kepada Rumah Pangan Kita (RPK).
Baca juga: Warga Tinambung Polman, Rela Berdesakan Sejak Pagi Demi Beras Murah
Baca juga: Disperindagkop Polman Temukan 3 Merek Beras Oplosan Beredar di Masyarakat
"Prosedurnya memang demikian, harus melalui aplikasi dan sebelum aplikasi digunakan, verifikasi dengan dinas terkait dan kepala pasar," jelasnya.
Ia mengungkapkan penyaluran beras SPHP sudah dilakukan di pasar baru.
"Pasar baru kemarin ada sembilan kios, untuk pasar lama sementara di verifikasi sama dinas pangan dan akan di salurkan,"ucapnya.
Selain SPHP, Bulog Mamuju juga tengah mempersiapkan penyaluran CBP.
Abdul Kasim mengatakan, koordinasi telah dilakukan dengan tiga kabupaten, dan tim Bulog telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah serta dinas terkait.
"Saat ini kami sedang menunggu rencana penyaluran di Kabupaten Mateng dan Mamuju yang diperkirakan akan dilakukan dalam minggu ini," tambahnya.
Sementara itu, untuk Kabupaten Pasangkayu, penyaluran CBP akan diluncurkan hari ini.
"Bulog Mamuju dan tim di lapangan berkomitmen untuk menyelesaikan penyaluran ini semaksimal mungkin hingga 31 Juli,"terangnya.
Diberitakan sebelumnya, harga beras di Pasar Lama Mamuju, Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) masih bertahan pada harga tinggi, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Meskipun pasokan terpantau cukup, harga komoditas pokok ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Pantauan Tribun-Sulbar.com, Sabtu, (12/7/2025), menunjukkan harga beras kualitas medium ukuran 25 kilogram saat ini dibanderol Rp390 ribu.
Harga ini melonjak signifikan dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp320 ribu.
Sementara itu, beras premium dengan ukuran yang sama kini dipatok Rp415 ribu, dari harga normal Rp360 ribu.
Kondisi ini tentu saja memberatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
Seorang pedagang beras di Pasar Lama, Hj Rosdah, mengungkapkan tingginya harga jual ini tidak lepas dari harga beli dari distributor yang juga sudah melambung.
"Kami tidak bisa menjual lebih rendah dari ini karena modalnya memang sudah tinggi," ujar Hj. Rosdah saat ditemui di toko penjualannya di Jl Mangga, Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju.
Lebih lanjut, Hj. Rosdah menambahkan, kenaikan harga beras kali ini adalah yang tertinggi yang pernah ia alami sejak ia mulai berjualan beras.
"Sejak saya menjual beras, tahun ini yang paling tinggi kenaikannya," ungkapnya.
Kenaikan harga ini, kata Hj Rosdah, sudah terjadi setelah Lebaran Idul Fitri dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan.
Ia juga menyebutkan stok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ukuran 5 kilogram terakhir yang masuk ke tokonya yakni sebanyak 100 sak, dan itu pun sebelum Lebaran.
Meski demikian, Hj Rosdah mengungkapkan sudah ada pemberitahuan dari Bulog untuk memasukkan data dua hari yang lalu untuk penyaluran beras SPHP, dan para pedagang kini tinggal menunggu realisasi penyalurannya.
Ia berharap beras SPHP tersebut cepat tersalurkan ke pasaran.
"Semoga beras SPHP ini cepat tersalurkan untuk meringankan beban masyarakat," tutupnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus