Opini
Merawat Nilai Perjuangan di Tengah Arus Zaman
Nilai perjuangan bukan sekadar kisah masa lalu yang kita dengarkan saat peringatan 17 Agustus.
Oleh: Furqan Mawardi
(Dosen Universitas Muhammadiyah Mamuju)
KEMERDEKAAN yang kita nikmati hari ini bukanlah hadiah yang jatuh dari langit.
Ia adalah hasil dari tetesan keringat, cucuran air mata, dan darah para pejuang yang rela mempertaruhkan segalanya demi sebuah cita-cita mulia, Merdeka!!.
Mereka menempuh jalan panjang yang penuh risiko, tanpa jaminan akan pulang, demi memastikan bahwa anak cucu mereka kelak hidup tanpa rantai penjajahan.
Kini, kita telah berhasil mengusir penjajah. Tidak ada lagi kapal perang di pelabuhan kita, tidak ada lagi meriam yang berjatuhan di negara kita.
Namun, pertanyaan besarnya adalah apakah kita benar-benar merdeka jika nilai perjuangan para pendahulu kita perlahan pudar dari hati kita?
Nilai perjuangan bukan sekadar kisah masa lalu yang kita dengarkan saat peringatan 17 Agustus.
Ia adalah ruh yang seharusnya hidup dalam setiap denyut kehidupan bangsa ini.
Ia adalah nyala api yang harus dirawat oleh setiap pemimpin, pendidik, orang tua, bahkan pelajar, agar kemerdekaan ini tidak hanya menjadi tanggal di kalender, tetapi menjadi napas dalam setiap langkah kita.
Untuk itu nilai perjuangan harus tetap hidup dalam setiap relung kehidupan kita.
Spirit perjuangan ini mesti selalu hadir diantara beberapa kalangan, diantaranya :
Bagi para pemimpin, nilai perjuangan berarti menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya.
Ia adalah kesediaan berkorban waktu, tenaga, bahkan kenyamanan pribadi demi memastikan rakyat yang dipimpinnya sejahtera.
Seorang pemimpin sejati tidak mencari panggung untuk dirinya, tetapi menjadi pelita di tengah gelap, menyalakan harapan meski harus mengorbankan apinya sendiri.
Bagi para pendidik, nilai perjuangan berarti mengabdikan diri untuk mencetak generasi terbaik, bukan sekadar mengajar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.