Politik

Pengamat Sebut Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Strategi Prabowo Jaga Stabilitas Politik

Muhammad menilai, keputusan itu mencerminkan insting politik Prabowo dalam membaca potensi gejolak sosial.

Editor: Nurhadi Hasbi
Dosen Unsulbar / Muhammad
Dosen Politik dan Pemerintah Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Muhammad 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Pengamat Politik Universitas Sulawesi Barat, Muhammad, menanggapi langkah Presiden Prabowo Subianto yang memberikan abolisi kepada mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan amnesti kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Thomas terjerat kasus impor gula mentah.

Sementara Hasto terkait dugaan perintangan penyidikan kasus suap Harun Masiku.

Baca juga: Menteri Hukum Ungkap Pertimbangan Presiden Prabowo Hadiahi Tom Lembong Abolisi dan Amnesti ke Hasto

Muhammad menilai, keputusan itu mencerminkan insting politik Prabowo dalam membaca potensi gejolak sosial.

“Kasus Tom Lembong mendapat simpati luas dari aktivis antikorupsi. Fenomena ini tidak lazim,” kata Muhammad kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (2/8/2025).

Ia menilai, dukungan terhadap Tom Lembong bisa berkembang menjadi gerakan yang lebih besar.

Masyarakat dan mahasiswa dimungkinkan berada dalam satu barisan dengan aktivis karena muak terhadap penegakan hukum.

Jika dibiarkan, kondisi itu berpotensi mengganggu stabilitas politik nasional.

“Dampaknya bisa meluas ke sektor ekonomi dan sosial,” ujarnya.

Bahkan, tidak mustahil dapat mendelegitimasi rezim.

Maka, untuk menetralkan situasi, Prabowo menggunakan kewenangan konstitusional untuk mengambil langkah amnesti dan abolisi.

“Hal ini diatur dalam UUD 1945,” ucap Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Unsulbar itu.

Langkah tersebut juga dinilai strategis untuk meredam ketegangan publik dan menjaga kepercayaan terhadap hukum.

“Ini bagian dari realitas panggung depan. Langkah ini penting untuk mengembalikan marwah penegakan hukum, bahwa semua bukan politisasi,” jelasnya.

Ia juga menilai, langkah Prabowo bisa dibaca sebagai pendekatan politik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved