Harga Beras Naik

Tunggu Instruksi BAPANAS, Bulog Mamuju Tak Akan Lepas 4.000 Ton Beras di Gudangnya Meski Harga Naik

Wahyddin mengatakan Bulog Mamuju tak akan menyalurkan beras SPHP sebelum turun arahan dari Bapanas

Editor: Ilham Mulyawan
Wahyuddin For Tribun Sulbar
Beras SPHP - Kepala KC Bulog Mamuju, Wahyuddin, saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Bulog Mamuju, Jl Jendral Gatot Subroto, pada (24/12/2024). Meski memiliki stok beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang melimpah hingga mencapai 4.000 ton, Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Mamuju belum mendistribusikannya ke pasar. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sebanyak 4.000 ton beras SPHP tersimpan di gudang Bulog Mamuju.

Namun beras itu sampai sekarang tidak disalurkan pihak Bulog Mamuju.

Padahal warga sedang menjerit karena harga beras di Sulawesi Barat naik terus.

Di Mamuju, beras 5 kilogram dijual seharga Rp 80 ribu, sementara jenis premium dijual Rp 85 ribu.

Untuk kemasan 10 kilogram, harga beras medium dibanderol Rp 165 ribu dan premium Rp 170 ribu.

Baca juga: Inilah Tampang S, Pegawai BUMN Tersangka Korupsi Kredit Fiktif Rp28 Miliar di Bank Sulselbar Polman

Baca juga: 19 Ribu Ton Beras SPHP Numpuk di Gudang, Bulog Polman Tak Mau Salurkan Sebelum Ada Arahan BAPANAS

Sementara beras 25 kilogram kini dijual dengan harga Rp 385 ribu untuk jenis medium dan Rp 405 ribu untuk premium.

Menanggapi mahalnya harga beras di pasar, Kepala Bulog Cabang Mamuju, Muhammad Wahyuddin, menyebutkan stok beras di gudang saat ini mencapai 4.000 ton, dan aman hingga enam bulan ke depan.

"Secara stok kita aman. Namun untuk penyalurannya, kami sebagai operator masih menunggu surat penugasan dari regulator, yakni Badan Pangan Nasional (BAPANAS)," ujar Wahyuddin saat ditemui di Kantor Bulog Cabang Mamuju, Senin (7/7/2025).

"Namun, untuk saat ini, penyaluran SPHP di wilayah Mamuju belum dilakukan karena Bulog masih menunggu penugasan resmi," ujarnya menambahkan.

Rahmat Sidiq, pedagang Pasar Baru Mamuju, Jalan Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Kabupaten Mamuju, mengatakan Harga terus merangkak naik dalam dua bulan terakhir.

Kondisi ini membuat pedagang dan pembeli sama-sama resah menghadapi lonjakan harga yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

"Iya, sudah dua bulan naik terus. Naiknya bertahap, rata-rata naik lima ribu rupiah," ujar Rahmat saat ditemui di lapaknya, Minggu (6/7/2025).

Rahmat menyebut, salah satu penyebab utama lonjakan harga ini adalah belum disalurkannya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog.

Ia menuding Bulog hanya menumpuk stok beras dan tidak segera mendistribusikannya ke pasar.

"Apalagi Bulog tumpuk saja berasnya. Mereka juga yang ambil beras dari petani. Akhirnya masyarakat yang menjerit," ungkapnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved