Ricuh Eksekusi Rumah

Polisi Temukan Ketapel Raksasa Setinggi 2 Meter di Lokasi Eksekusi Rumah di Campalagian Polman

‎Ketapel itu terbuat dari batang bambu besar dan potongan ban dalam bekas sebagai tali pelontar.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Ilham Mulyawan
Anwar Wahab
ketapel Raksasa - Penampakan ketapel raksasa yang diamankan petugas kepolisian saat eksekusi lahan di Dusun Pulludai, Desa Katumbagan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar pada Kamis (4/7/2025), yang diwarnai kericuhan. Ketapel itu berukuran sekitar dua meter, terbuat dari batang bambu besar dan potongan ban dalam bekas sebagai tali pelontar. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Polisi mengamankan sebuah ketapel raksasa dari lokasi eksekusi lahan di Dusun Pulludai, Desa Katumbagan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat usai entrok antara massa penolak eksekusi dengan polisi pada Kamis (4/7/2025).

Massa yang menolak eksekusi tersebut diduga merakit sebuah ketapel raksasa berukuran dua meter, untuk digunakan menghadang aparat yang mengawal jalannya eksekusi.

‎Ketapel itu terbuat dari batang bambu besar dan potongan ban dalam bekas sebagai tali pelontar.

‎Menurut warga inisial W, alat tersebut terlihat seperti senjata tradisional zaman perang yang dirancang untuk melontarkan batu atau benda keras dalam jarak jauh.

Baca juga: 60 Motor Warga Tolak Eksekusi Lahan di Campalagian Polman Disita Polisi untuk Penyelidikan Hukum

Baca juga: Eksekusi Lahan di Campalagian Polman Ternyata Sudah Inkrah Pengadilan Sejak 26 Tahun Lalu

‎Ia mengaku menyaksikan langsung keberadaan ketapel raksasa itu. Ia menyebut baru kali ini melihat hal semacam itu di desanya.

‎“Besar sekali itu ketapel, dua meter lebih. Pakai bambu dan ban bekas. Saya tidak sangka sampai seperti itu. Dugaanku warga di sini sudah siapmi kalau ada aparat masuk,” ungkap warga inisial W sata ditemui di lokasi, Jumat (4/7/2025).

‎W menambahkan ketapel tersebut nampak diamankan petugas kepolisian pasca ricuh kemarin.

‎Menurutnya ketapel yang dirakit warga itu, seperti konsep peperangan zaman dulu menggunakan bambu.

‎"Tidak masuk akal, ada alat seperti itu, saya bukan siapa-siapa bukan pemilik lahan kebetulan orang di sini, lihat ricuh kemarin ndak nyangka ada ketapel raksasa," ungkapnya.

‎Ia juga menyebut bahwa konflik soal lahan sudah sering terjadi di Campalagian, namun baru kali ini ia melihat persiapan warga sampai merakit alat seperti itu.

‎“Banyakmi di Campalagian kasus begini, tapi baru ini saya lihat sampai ada ketapel raksasa begitu. semoga diberikan ketabahan bagi semua pihak yang terlibat,” tutupnya.

60 Motor Diamankan Polisi 

Sebanyak 60 sepeda motor ikut disita polisi dari lokasi eksekusi lahan di Desa Katumbagan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Jumat (4/7/2025).

Motor-motor itu dijadikan barang bukti peristiwa bentrokan, antara massa aksi dengan polisi saat proses eksekusi lahan pada Kamis (3/7/2025) kemarin.

Motor yang diduga milik massa itu kemudian diamankan di halaman Mapolres Polman Jl Ratulangi Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali, Sulawesi Barat.

Motor Warga Disita Polisi -  Sebanyak 60 kendaraan sepeda motor ikut diamankan petugas kepolisian dari lokasi eksekusi lahan di Desa Katumbagan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Jumat (4/7/2025). Barang bukti tersebut saat ini berada di halaman Mapolres Polman Jl Ratulangi Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali. Dok Fahrun.
Motor Warga Disita Polisi - Sebanyak 60 kendaraan sepeda motor ikut diamankan petugas kepolisian dari lokasi eksekusi lahan di Desa Katumbagan Lemo, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Jumat (4/7/2025). Barang bukti tersebut saat ini berada di halaman Mapolres Polman Jl Ratulangi Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali. Dok Fahrun. (fahrun Ramli Tribun Sulbar)
Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved