Gebrakan HMI MPO: Muh. Ahyar Latif, Putra Sulbar, Mencuat di Bursa Calon Ketua Umum PB HMI

Di berbagai sudut kota Pekanbaru, dari hotel berbintang hingga rumah makan sederhana, diskusi-diskusi serius tentang calon pemimpin masa depan berlang

Editor: Abd Rahman
Ahyar
BADKO HMI - Ketua Badko HMI Sulselbar Muh Ahyar Latiif saat mengenakan Passapu atau penutup kepala di Hotel Calro Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ahyar bersama para kader HMI lainya. 

Karena itu HMI sebagai organisasi yang telah melahirkan ribuan pemimpin nasional, dituntut untuk kembali memproduksi kader-kader yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas moral dan komitmen kebangsaan yang tinggi.


Para calon pemimpin HMI periode mendatang menyadari betul bahwa mereka tidak hanya akan memimpin organisasi mahasiswa biasa, melainkan sebuah institusi yang memiliki tanggung jawab sejarah untuk melahirkan generasi Ulul Albab Indonesia. 

Visi-misi yang mereka tawarkan pun mencerminkan pemahaman mendalam tentang kompleksitas tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di abad ke-21.

Dari perspektif sosiologi organisasi, pencalonan dalam Kongres XXXIV HMI menunjukkan gejala demokratisasi internal yang semakin matang. 

Berbeda dengan kongres-kongres sebelumnya yang cenderung didominasi oleh elit senior, kali ini terlihat partisipasi aktif generasi muda yang membawa perspektif segar dan berani mengajukan alternatif kepemimpinan.

Ahyar pun menilai, peta kekuatan dalam pencalonan menunjukkan adanya tiga kutub utama.

Kutub pertama adalah kelompok yang menekankan modernisasi dan profesionalisme organisasi. 

Mereka mengusung visi HMI sebagai think tank yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam perumusan kebijakan publik. 

Kutub kedua adalah kelompok yang fokus pada penguatan gerakan sosial kemasyarakatan, dengan menekankan peran HMI sebagai agent of change di tingkat grassroot. 

Kutub ketiga adalah kelompok yang memprioritaskan konsolidasi internal dan penguatan sistem kaderisasi.

Yang menarik adalah bahwa ketiga kutub ini tidak bersifat antagonistik, melainkan saling melengkapi dalam kerangka visi besar HMI Menyejarah.

Dialog-dialog yang berlangsung menjelang kongres menunjukkan kematangan politik internal HMI yang mampu mengelola perbedaan pendapat menjadi kekuatan sinergis.

Frasa "HMI Menyejarah" dalam tema kongres memiliki makna ganda yang profound. Secara literal, ia berarti HMI yang mencatat atau menulis sejarah. 

Secara filosofis, ia merujuk pada HMI yang membuat sejarah baru dalam pergerakan mahasiswa Islam Indonesia.

Kepemimpinan HMI periode 2025-2027 diharapkan mampu mewujudkan kedua makna tersebut. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved