Gas LPG 3 Kg

Warga Majene Ngeluh Harga Gas Elpiji 3 Kg Tembus Rp 30 Ribu

Seorang ibu rumah tangga Masna mengaku terkejut dengan kenaikan harga yang begitu cepat.

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Anwar Wahab
GAS ELPIJI - Penampakan sejumlah tabung elpiji tiga kilogram bersubsidi terpajang di salah satu kios di Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Warga keluhkan harga LPG 3 Kg tembus Rp 30 ribu di pengecer. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  – Menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 H, harga gas elpiji subsidi 3 kg di Kabupaten Majene mengalami lonjakan signifikan di tingkat pengecer, Minggu (23/3/2025). 

Meskipun pasokan tersedia dan tidak ada antrean panjang, harga gas melon ini tetap tinggi, bahkan mencapai Rp 30 ribu per tabung di beberapa tempat.

Baca juga: Sampah di Majene Meningkat Tajam Selama Ramadan, Pengangkut Sampah Terbatas

Baca juga: Pemprov dan DPRD Sulbar Dorong Konten Kreator Hadirkan Konten Edukatif

Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah di pangkalan hanya sekitar Rp 18.500 per tabung. 

Namun, begitu gas tersebut sampai ke pengecer, harganya langsung melonjak, sehingga masyarakat merasa terbebani, terutama menjelang perayaan Lebaran yang identik dengan meningkatnya kebutuhan memasak.

Salah satu pemilik pangkalan, Sadaria menegaskan bahwa mereka tetap menjual elpiji sesuai HET. Namun, kenaikan harga di tingkat pengecer membuat warga sering salah paham dan mengira pangkalan yang menaikkan harga.

“Kami tetap menjual sesuai HET, Rp 18.500 per tabung. Tapi begitu sampai di pengecer, harganya naik. Kami pun serba salah karena warga mengira kami yang menaikkan harga,” ujar Sadaria kepada Tribun-Sulbar.com, Minggu  (23/3/2025).

Kondisi ini semakin menyulitkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kecil, yang membutuhkan elpiji dalam jumlah lebih banyak untuk memasak hidangan Lebaran.

Seorang ibu rumah tangga Masna mengaku terkejut dengan kenaikan harga yang begitu cepat.

“Dulu masih Rp 25 ribu, sekarang sudah Rp 30 ribu di pengecer. Mau tidak mau tetap beli karena kebutuhan memasak meningkat saat Lebaran. Tapi kalau terus naik begini, makin berat untuk kami yang penghasilannya pas-pasan,” ujarnya saat ditemui Tribun Sulbar.com di pasar Minggu (23/3/2025). 

Keluhan serupa disampaikan Ramlah  pedagang kue di pasar tradisional. Menurutnya, harga elpiji yang mahal berdampak langsung pada biaya produksi usahanya.

“Setiap hari saya pakai gas untuk buat kue, apalagi mendekati Lebaran pesanan banyak. Kalau harga gas naik terus, saya juga terpaksa naikkan harga jual. Kasihan juga pembeli kalau harganya mahal, tapi saya tidak ada pilihan,” ungkapnya.

Menurutnya, lonjakan harga ini diduga terjadi akibat kurangnya pengawasan terhadap distribusi serta adanya permainan harga oleh oknum pengecer.

"Kami berharap pemerintah dan pihak berwenang segera bertindak untuk menstabilkan harga dan memastikan distribusi gas elpiji 3 kg sesuai aturan. Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan momen Lebaran untuk mencari keuntungan berlebihan," tambahnya.

Kenaikan harga gas elpiji menjelang Lebaran memang kerap terjadi akibat meningkatnya permintaan. 

Namun, warga berharap pemerintah daerah dan instansi terkait segera melakukan pengawasan ketat agar harga tetap stabil dan tidak memberatkan masyarakat.

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved