Demo STIKES

5 Mahasiswi STIKES BBM Majene Korban Kekerasan Saat Demo Sudah Visum di Rumah Sakit

Unjuk rasa ini dipicu oleh keputusan kampus yang menjatuhkan sanksi skorsing kepada salah satu mahasiswanya yang juga merupakan kader HMI. 

Editor: Munawwarah Ahmad
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
DEMO HMI MAJENE - Suasana aksi jilid II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Majene, di depan kampus STIKES BBM Majene, Kamis (13/3/2025). 5 mahasiswi dilarikan ke rumah sakit dan telah menjalani visum di RSUD Majene/. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Lima mahasiswi STIKES Bina Bangsa Majene (BBM) sudah visum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene

Mereka visum sebelum melaporkan tindakan penganiayaan dialami saat demo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene di depan kampus STIKE BBM, Kecamatan Banggae Timur, Rabu (12/3/2025).

Baca juga: Pedagang Pasangkayu Ngaku Belum Pernah Temukan Minyakita Tidak Sesuai Takaran

Baca juga: BREAKING NEWS: Aksi Jidil II, HMI Majene Geruduk Kampus Stikes BBM, Terobos Barisan Polisi Bakar Ban

Salah satu mahasiswi STIKES bernama Julia bahkan mengaku nyeri pada bagian dada dan perut setelah diinjak saat kericuhan berlangsung. 

Unjuk rasa ini dipicu oleh keputusan pihak kampus yang menjatuhkan sanksi skorsing kepada salah satu mahasiswanya yang juga merupakan kader HMI. 

Dalam aksi tersebut, terjadi kericuhan yang menyebabkan beberapa mahasiswi STIKES mengalami cedera.

"Bagian dada dan perut saya terasa perih setelah diinjak tadi. Teman saya juga mengalami memar di bagian mata karena terkena pukulan," ungkap Julia kepada wartawan, Rabu (13/3/2025).

Pihak RSUD Majene juga mengonfirmasi bahwa lima mahasiswi STIKES BBM yang mengaku menjadi korban telah menjalani visum di rumah sakit tersebut.

“Mereka datang ke rumah sakit tadi malam,” ujar Furqan, seorang perawat di RSUD Majene saat dikonfirmasi via telepon Kamis (13/3/2025). 

Menanggapi laporan ini, Kasi Humas Polres Majene, IPTU Suyuti, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari kedua belah pihak terkait insiden tersebut.

"Mahasiswa STIKES telah melapor terkait dugaan penganiayaan, sementara HMI juga melaporkan pengrusakan bendera mereka saat aksi berlangsung," jelas Suyuti saat ditemui di kantor nya Kamis (13/3/2025).

Ia menambahkan bahwa Polres Majene saat ini tengah melakukan pendalaman terhadap kedua laporan untuk proses hukum lebih lanjut.

"Kepolisian berkomitmen untuk bertindak profesional dan adil dalam menangani kasus ini,” ujarnya. 

Dalam hal ini, ia mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kasus ini kepada proses hukum yang berlaku. 

“Kami mengharapkan semua pihak dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat memperkeruh situasi,” tambahnya.

Hingga saat ini, Polres Majene masih mengumpulkan bukti dan keterangan dari saksi-saksi guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai insiden yang terjadi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved