Berita Polman

Mengenal Kentongan Kyai Ulem Jumengglung di Campurjo Polman, Ukiran 1952

Kentongan dengan diameter sekira 100 centimeter itu tampak masih terawat, dan kokoh.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Sebuah kentongan berukuran besar masih terawat di Desa Campurjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (27/1/2025). 

Dia menuturkan, setiap jumlah pukulan dan nada yang dihasilkan kentongan memiliki makna berbeda-beda.

“Memang ada ciri khas pukulannya, kalau dulu umpama ada orang mati dipukul 6 kali,  Kalau pukulanya berulang-ulang dan panjang itu ada kejadian seperti pencuri, rampok," terang pria 76 tahun itu.

Menurut H Sabar, dulu warga rutin menggelar acara selamatan sebagai upaya melestarikan tradisi.

Termasuk melestarikan keberadaan kentongan yang dianggap memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.

Hanya saja kata dia, tradisi itu sudah ditinggalkan, bahkan, generasi masa kini diakui sudah banyak yang tidak mengenal kentongan dan fungsinya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved