Mamuju

Didemo Mahasiswa Soal Biaya Studi Banding, Warek Unimaju: yang Keberatan Bisa Ikut Tahun Depan

Furqan menjelaskan bahwa biaya benchmarking telah melalui proses audiensi bersama mahasiswa

Penulis: Suandi | Editor: Abd Rahman
suandi
Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju), Furqan, saat ditemui di Gedung Rektor, Jl Usman Djafar, Rimuku, Mamuju, Selasa (21/1/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju), Furqan, memberikan tanggapan terkait aksi unjuk mahasiswa semester lima memprotes biaya program benchmarking (studi banding), Selasa (21/1/2025).

Furqan menjelaskan bahwa biaya benchmarking telah melalui proses audiensi bersama mahasiswa. 

Program yang baru diluncurkan ini memiliki tiga pilihan lokasi yaitu lokal, nasional, dan internasional.

"Kami sudah mengadakan dua kali audiensi. Pertama, bersama seluruh mahasiswa, dan yang kedua bersama perwakilan mahasiswa. Solusi juga telah diberikan, yakni mahasiswa yang belum sanggup mengikuti tahun ini bisa mengikuti gelombang kedua di akhir tahun atau tahun depan," kata Furqan di Gedung Rektor Unimaju, Jl Usman Djafar, Rimuku.

Ia juga menegaskan bahwa rincian anggaran program telah dijelaskan secara transparan kepada mahasiswa. 

"Biaya ini mencakup akomodasi, penginapan, dan makan. Semuanya sudah disampaikan secara jelas kepada mahasiswa," ujarnya.

Furqan menjelaskan bahwa sebagian besar mahasiswa yang memprotes adalah mahasiswa non-penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP). 

Mahasiswa KIP mendapatkan fasilitas gratis untuk program benchmarking di Makassar. 

Sementara itu, mahasiswa non-KIP diwajibkan mengikuti program benchmarking di luar Makassar, seperti di Jawa atau luar negeri. 

"Pemilihan lokasi benchmarking di luar Makassar, terutama ke Jawa, karena banyak institusi unggul, baik dari segi akreditasi, penelitian, maupun pengalaman yang bisa diperoleh. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, dosen, dan institusi," tambahnya.

Furqan mengungkapkan bahwa panitia benchmarking telah menawarkan opsi lebih hemat bagi mahasiswa yang kesulitan biaya. 

"Jika biayanya dirasa berat, mahasiswa bisa memilih transportasi lain seperti kapal, bukan pesawat," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa pendaftaran program benchmarking sudah mencapai 60 persen dari target peserta. 

"Ini menunjukkan bahwa program ini diterima dengan baik oleh sebagian besar mahasiswa," ujarnya.

Sebelumnya, puluhan mahasiswa semester 5 menggelar aksi unjuk rasa di Kampus Unimaju. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved