Berita Polman

Kerabat Pasien RS Andi Depu Polman Ngamuk Tak Diizinkan Jenguk, Diduga Tak Mau Ikut Aturan

Padahal menurut Anto, pihaknya telah menyarankan agar pria dan rombongannya bergantian memasuki area rumah sakit. 

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Ilham Mulyawan
Tangkapan layar
Seorang pria menunjuk nunjuk di depan pintu masuk RS andi Depu Polman, Ngamuk karena tidak diizinkan masuk 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Viral di media sosial seorang pria emosi dan marah-marah saat berada di RSUD Hajja Andi Depu di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar).

Pria tersebut adalah kerabat pasien rumah sakit.

Pria itu marah-marah karena sekuriti tidak memperkenankannya masuk ke area rumah sakit untuk mengunjungi kerabatnya.

Dalam potongan video pendek yang dilihat Jumat (17/1/2025) tampak seorang pria berbaju biru dan memakai sarung.

Dia berteriak-teriak sambil mengacungkan jari, menunjuk ke arah gerbang rumah sakit di pos jaga satpam.

Terlihat juga sejumlah warga di sekitarnya, berusaha menenangkan sang pria yang diliputi amarah ini.

“Satu, kenapa saya sewa kamar vip, saya tidak mau seperti ini, karena keluarga ku orang jauh, kita mau masuk," ujar pria dalam video tersebut.

Diketahui, keributan sempat mengundang perhatian itu terjadi di depan pintu masuk area RSUD Hajja Andi Depu Polman, Jl, Dr Ratulangi, Kelurahan Darma.

"Dia maunya dikasih masuk semua keluarganya, sekitar tiga orang," kata sekuriti rumah sakit, Anto kepada wartawan.

Padahal menurut Anto, pihaknya telah menyarankan agar pria dan rombongannya bergantian memasuki area rumah sakit. 

Namun sayangnya, saran tersebut ditolak, sehingga pihak keamanan membatasinya.

Baca juga: Pemilik Pangkalan Gas di Mamuju Bantah Kelangkaan Gas Terjadi karena Permainan Harga dari pangkalan

Baca juga: Prabowo Subianto Janji akan Buat Kejutan Besar di Minggu-Minggu Mendatang

“Anggota sudah kasih toleransi satu orang, sampaikan untuk bergantian, tapi maunya dikasih masuk semua," terangnya.

Sementara Humas RSUD Hajja Andi Depu Polman Supriadi mengungkapkan, keributan disebabkan ulah pengunjung yang memaksa masuk ke area rumah sakit.

“Kadang terjadi hal seperti itu, karena ulah pengunjung yang mau melebihi aturan ditentukan," ujar Supriadi melalui sambungan telepon.

Menurut Supriadi, pembatasan pengunjung dilakukan karena pihak rumah sakit kerap mendapat keluhan baik dari keluarga pasien maupun petugas medis. 

Sebab, tidak jarang keberadaan pengunjung pasien yang berlebihan menimbulkan keributan.

Diapun mengaku jika aturan pembatasan jumlah penjaga pasien rumah sakit sudah berulang kali disampaikan kepada masyarakat. 

Hanya saja, keluarga pasien kerap memberikan berbagai alasan agar lolos masuk ke area rumah sakit.

"Kalau aturan 1 pasien 2 penjaga, itu sudah sering kali disampaikan. Tapi begitulah, warga kadang mereka alasan minta tolong karena jauh,"pungkas Supriadi. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved