Berita Mamuju

93 Kasus Kekerasan Anak di Mamuju hingga November 2024, Kekerasan Seksual Tertinggi

Dari data Dinas PPPA Mamuju angka kasus kekerasan anak dalam dua tahun terakhir mencapai angka 93 kasus.

Editor: Munawwarah Ahmad
ilustrasi/int
Kasus kekerasan seksual dialami anak di bawah umur di Mamuju 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - 93 kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Mamuju sepanjang tahun 2023 hingga November 2024. 

Kasus kekerasan tertinggi ada pada kasus kekerasan seksual. 

Data ini dikeluarkan Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Kabupaten Mamuju.

Di tahun 2023 jumlah kekerasan anak di Kabupaten Mamuju sebanyak 56 kasus.

Baca juga: Kontener Pedagang di Wonomulyo Dibobol Maling, Aksesoris HP hingga Celengan Infak Raib

Baca juga: Polres Mamasa Tangkap 5 Terduga Pelaku Judi Jenis Kartu

Dari angka tersebut, kekerasan seksual menempati posisi terbanyak yaitu 33 kasus.

Kedua ada kekerasan fisik sebanyak 11 kasus, ada juga ABH (anak berhadapan hukum) 8 kasus, disusul kekerasan psikis 3 kasus dan penelantaran anak 1 kasus.

Mereka berumur 18 tahun ke bawah, 35 diantaranya adalah anak perempuan dan 21 anak laki-laki.

Selanjutnya di tahun 2024, ada penurunan sekitar 34 persen yaitu 37 kasus.

Kekerasan seksual selalu menempati posisi terbanyak yaitu 23 kasus.

Kemudian kekerasan fisik sebanyak 11 kasus, ABH 2 kasus, dan kekerasan psikis 1 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penanganan Kekerasan, Dinas PPPA Mamuju Hartati mengatakan kasus-kasus tersebut rata-rata dilakukan oleh orang-orang sekitar korban.

“Dari sekian kasus rata-rata orang terdekatnya yang melakukan kekerasan tersebut,” kata Hartati saat dijumpai di kantornya, Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar). Selasa (12/11/2024) siang.

 
Disampaikan pemicunya, cukup beragam mulai dari lingkungan keluarga, faktor ekonomi hingga minimnya pendidikan agama.

“Rata-rata mereka adalah ekonomi di bawah standar, mereka diiming-imingi uang kemudian anak juga terpengaruh,” jelas Hartati.

“Jadi mari kita jaga kelaurga kita utamanya mendekatkan mereka ke pendidikan agama,” lanjutnya.

Disampaikan, tidak menutup kemungkinan kasus kekerasan di Kabupaten Mamuju lebih tinggi dibanding dengan jumlah yang dicatat oleh Dinas PPPA.

Karena pihaknya hanya mencatat sesuai laporan yang masuk. Namun begitu ia tetap memberikan pendampingan penuh kepada anak-anak yang mengalami korban kekerasan.(*)

Laporan Wartwan Tribun-Sulbar.com, Lukman Rusdi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved