DBD Polman

KLB DBD di Desa Ambopadang Polman, Dinkes Sulbar Bakal Serahkan Mesin Fogging

Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat upaya penanganan wabah DBD yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
Kadinkes Sulbar, drg Asran Masdy, saat ditemui di ruang kerjanya, Kompleks Perkantoran Gubernur, Jumat (18/10/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) akan memberikan bantuan satu unit mesin fogging kepada Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Bantuan ini sebagai langkah cepat menanggapi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda Desa Ambopadang, Kecamatan Tubi Taramanu, Kabupaten Polman.

Baca juga: HMI STAIN Majene Demo di Perusda Majene, Ini Tuntutannya

Baca juga: 630 PTT di Polman Tak Bisa Daftar PPPK 2024, Terancam Dirumahkan Terbanyak Perawat

Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) Sulbar, drg. Asran Masdy, mengungkapkan bahwa pihaknya bergerak cepat sesuai instruksi Pj Gubernur Sulbar untuk menangani situasi ini.

"Atas arahan Pj Gubernur, hari ini kami akan berkunjung ke Polman dan memberikan bantuan mesin fogging," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kompleks Perkantoran Gubernur, Jumat (18/10/2024).

Selain mesin fogging, Dinkes Sulbar juga memberikan insektisida, obat-obatan, dan alat tes DBD kepada Pemerintah Kabupaten Polman.

Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat upaya penanganan wabah DBD yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

drg. Asran Masdy juga mengimbau masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan.

"Partisipasi masyarakat sangat penting dalam mencegah penyebaran DBD, terutama melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," tambahnya.

Sejak akhir September hingga Oktober 2024, Desa Ambopadang, Kecamatan Tubi Taramanu, mengalami peningkatan signifikan kasus DBD.

Sebelumnya, desa ini tidak pernah melaporkan adanya kasus DBD. Peningkatan kasus terpusat di Dusun 1, Desa Ambopadang, dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

Pada 25 September 2024, Puskesmas Tutar menerima laporan pertama terkait pasien DBD yang dirawat di Puskesmas Batupanga. Merespons laporan ini, Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas segera melakukan penyelidikan epidemiologi di alamat pasien, yang menemukan lima kasus tambahan dalam satu rumah.

Tim TGC Dinkes Sulbar kemudian melanjutkan investigasi dan menemukan bahwa jumlah kasus terus meningkat hingga mencapai 95 kasus pada 17 Oktober 2024. Langkah penanggulangan dilakukan, termasuk fogging dan pemberian bubuk abate, pada 26 September, 30 September, dan 5 Oktober 2024.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pertemuan diadakan di kantor desa pada 30 September 2024, dihadiri oleh kepala desa, kepala dusun, kader kesehatan, bhabinkamtibmas, dan warga. Pertemuan ini bertujuan memberikan edukasi tentang pentingnya pencegahan DBD melalui PSN.

Namun, hasil evaluasi menunjukkan kegiatan PSN masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pada 9 Oktober 2024 diadakan pertemuan lanjutan yang melibatkan tokoh masyarakat dan warga Dusun Ambopadang guna memperkuat upaya pencegahan.

Saat ini, beberapa pasien DBD masih dirawat di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk 19 orang di Pustu, dua orang di Puskesmas Tutar, dan satu orang di Puskesmas Batupanga. Sementara itu, 72 pasien lainnya telah dinyatakan sembuh, dan satu pasien ibu hamil sedang dipersiapkan untuk dirujuk ke RS Wono.

Dinkes Sulbar berharap dengan adanya bantuan ini dan partisipasi aktif masyarakat, kasus DBD di Desa Ambopadang dapat segera ditekan. Masyarakat diminta tetap waspada dan menjalankan langkah-langkah pencegahan agar situasi tidak semakin memburuk.(*)

Laporan wartawan Tribun Sulbar Suandi

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved