Data BPS

Data BPS: Penduduk Sulawesi Barat Didominasi Pekerja Berpendidikan SD, Angka Kemiskinan Masih Tinggi

Sementara itu, tenaga kerja berpendidikan tinggi, seperti lulusan universitas, hanya mencapai 14,17 persen.

Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Suandi
BPS Sulbar yang sedang menyampaikan berita statistik di aula BPS, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju pada Senin (1/7/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Februari 2024, penduduk yang bekerja di Sulawesi Barat masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, yaitu sebanyak 46,47 persen.

Sementara itu, tenaga kerja berpendidikan tinggi, seperti lulusan universitas, hanya mencapai 14,17 persen.

Baca juga: Hujan Deras! Banjir di Dusun Tangkou Topoyo hingga Warga Ngungsi ke Rumah Kerabat

Baca juga: 7 Pemuda Campalagian Diamankan Petugas BNN Polman

Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri, mengungkapkan, sebanyak 68,95 persen atau sekitar 517,06 ribu orang bekerja pada sektor informal.

Angka ini naik 0,43 persen poin dibandingkan Februari 2023.

"Jumlah pekerja keluarga yang tidak dibayar meningkat selama periode Februari 2023 hingga Februari 2024 sebanyak 25,67 ribu orang. Di sisi lain, penduduk yang bekerja dengan bantuan karyawan justru berkurang sebanyak 12,04 ribu orang," ujar Tina kepada Tribun-Sulbar.com pada Rabu (3/6/2024).

Menurut Tina, masalah ketenagakerjaan menjadi salah satu penghambat utama dalam menurunkan angka kemiskinan di Sulawesi Barat.

Per Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Barat mencapai 162,19 ribu jiwa, sedikit menurun dari Maret 2023 yang tercatat sebanyak 164,14 ribu jiwa.

Selain ketenagakerjaan, kenaikan harga komoditas pokok juga menjadi faktor yang menghambat penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut.

Secara nasional, terjadi kenaikan harga komoditas pokok selama periode Maret 2023 hingga Maret 2024.

"Beras mengalami kenaikan sebesar 23,73 persen, telur ayam ras naik 11,12 persen, cabai merah naik 45,94 persen, dan gula pasir naik 21,49 persen," tambahnya.

Masalah ini menunjukkan bahwa perlu adanya kebijakan yang lebih efektif dalam meningkatkan pendidikan dan pelatihan kerja bagi penduduk Sulawesi Barat agar dapat mengurangi ketergantungan pada sektor informal serta mengatasi tantangan ekonomi yang ada.(*)

Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved