Kantor Kemenag Sulbar Didemo

Penyebab Utama Kantor Kemenag Sulbar Didemo, Keresahan Terhadap Dugaan Pelecehan Oleh Oknum Pejabat

Awal mula aksi unjuk rasa ini berawal dari dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup Kementerian Agama provinsi Sulawesi Barat.

Editor: Ilham Mulyawan
suandi
Kader HMI Manakarra yang saling dorong dengan pegawai dan sekuriti Kemenag Sulbar, serta aparat kepolisian saat demo di kantor kemenag Sulbar, Jl H Abd Malik Pettanna Endeng, Rangas, Mamuju, Kamis (7/3/2024). 

Awal mula aksi unjuk rasa ini berawal dari dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkup sebuah lembaga Kementerian di provinsi Sulawesi Barat.

Tokoh pendiri Sulawesi Barat (Sulbar), sekaligus inisiator berdirinya Kantor wilayah (Kanwil) kementerian agama Rahmat Hasanuddin sebelumnya mengungkapkan keresahannya akan isu yang beredar, terjadi dugaan tindakan amoral yang dilakukan seorang oknum pejabat kementerian di Sulbar.

"Awalnya saya tidak percaya informasinya, tapi setelah saya lihat bukti-buktinya, wah parah ini, jangan-jangan ada kelainan jiwa dan ini tidak boleh dibiarkan," ujar Rahmat kepada jurnalis Tribun-sulbar.com pada Senin (4/3/2024) lalu.

Padahal kata Rahmat, lembaga kantor wilayah kementerian tersebut adalah lembaga yang sangat dihormati serta dimuliakan.

Sehingga dia merasa sakit hati dan tersinggung dengan dengan isu tidak bagus tersebut, apalagi Sulbar dikenal sebagai daerah yang memiliki budaya sangat santun dan malaqbi, sehingga perbuatan amoral yang dilakukan oknum pejabat kementerian tersebut patut dikecam.

"Kalau ini sudah terbukti, harus ditindak tegas. Kalau ditindak oleh atasan atau instansinya jangan sampai masyarakat yang bertindak, tapi mudah-mudahan masyarakat tidak bertindak," pinta Rahmat.

Tindakan amoral oknum pejabat kementerian itu, sudah menjadi bahan cerita di lingkungan kerjanya.

Sebab, sumber Tribun-Sulbar.com mengatakan, korban ternyata tidak hanya satu, tapi beberapa orang yang notabene adalah pegawai di kanwil kementerian itu sendiri.

"Jadi sekali lagi sebelum ribut, harus ditindak di internalnya. Karena saya sebagai pendiri sangat kecewa dengan adanya informasi perbuatan tidak senonoh ini," terang Rahmat.

Maka dia meminta kasus ini diusut tuntas, sebab sangat sensitif. "Jadi sebelum masyarakat bertindak pimpinannya harus bertindak lebih dulu," kata Rahmat lagi. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved