Berita Sulbar
Dinkes Optimis Sulbar 2024 di Bawah 14 Persen, Ini yang Dilakukan
Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (8/11/2023), Asran mengatakan Dinkes Sulbar yakin angka stunting menurun lewat gerakan masif dilakukan saat ini.
Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat (Sulbar), Asran Masdy, optimis angka stunting menurun pada tahun 2024.
Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (8/11/2023), Asran mengatakan Dinkes Sulbar yakin angka stunting menurun lewat gerakan masif dilakukan saat ini.
"Kami yakin, insyaallah target itu tercapai," ujarnya.
Tahun 2024, Sulbar menargetkan angka stunting di Sulbar di bawah angka 14 persen.
Sementara tahun 2022, angka stunting di Sulbar tembus 35 persen.
Sulbar hanya mengalahkan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini membuat angka stunting Sulbar tertinggi kedua di Indonesia.
Strategi yang diterapkan Dinkes Sulbar yaitu membuat program dengan nama Ma'silambi.
Inovasi tersebut digunakan untuk menurunkan angka stunting.
"Inti dari ma'silambi yaitu mengajak seluruh masyarakat yang mempunyai balita agar datang ke posyandu," lanjutnya.
Program ini dianggap efektif untuk menekan peningkatan stunting di Sulbar.
Dengan tujuan merdeka dari stunting baru.
Ma'silambi telah diterapkan di tiga Kabupaten; Mamasa, Polewali Mandar (Polman), dan Majene.
Masing-masing Kabupaten satu desa yang dilakukan percobaan.
Desa Balla Satanetean Mamasa, Duampanua Polman, dan Baurung untuk Kabupaten Mamuju.
Dianggap paling berharga dan dijadikan percontohan yaitu Desa Dumpanua.
"Kami sudah buat percontohan desa dengan penurunan stunting, yaitu Duampanua di Kabupaten Polewali Mandar. Strategi yang digunakan yaitu menerapkan ma'silambi tadi," ungkapnya.
Dengan kolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), stunting menjadi perhatian serius.
Dinkes selanjutnya akan menerapkan program yang sama untuk Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu.
Ketika diitanya tentang komitmen Asran sebagai Kepala Dinas Kesehatan jika tidak mampu mencapai target di bawah 14 persen apakah siap bertanggung jawab.
Asran hanya mengatakan bahwa, seluruh stakeholder berusaha agar target tersebut tercapai.
"Kalau dibilang tanggung jawab itu prediksi, bukan tanggung jawab ril. Kalau semua upaya sudah dilakukan dan tidak berhasil itu di luar kemampuan kita karena sekarang bukan hanya Dinkes, tetapi komitmen seluruh bangsa," pungkasnya.(*)
Dana Transfer Berkurang Rp330 Miliar, Pemprov Sulbar Lakukan Efisiensi Besar-besaran |
![]() |
---|
Kemenkeu Sulbar Klaim Pendapatan APBN Sulbar Moncer ke 63,74 Persen, Berkat Minyak Sawit CPO |
![]() |
---|
Realisasi APBN di Sulbar 2025: Pendapatan Capai Rp766 Miliar, Belanja Terserap Rp6,15 Triliun |
![]() |
---|
APBN Rp470,82 M untuk 123.990 KPM di Sulbar Mulai Anak Yatim Piatu Hingga Iuran Jaminan Kesehatan |
![]() |
---|
Data BPJS Kesehatan 2024 Biaya Penanganan Jantung, Stroke dan Gagal Ginjal di Sulbar Rp60,79 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.