Konflik Rempang
Tanggapan Luhut soal Konflik Rempang: Kenapa Mesti Cabut-Cabut? Itu Kan Merugikan Kita
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tegas menolak pencabutan keputusan relokasi warga Rempang, Batam.
"Mungkin kemarin pendekatannya kurang pas, tapi selama saya yang menangani masalah pembebasan tanah enggak ada masalah," katanya usai menghadiri pembukaan Seremoni Marine Spatial Planning dan Expo Service, Jakarta, Selasa (19/8/2023).

Malah Luhut bilang, warga yang terdampak dari pengembangan proyek tersebut justru bersedia direlokasi atau hanya memilih uangnya saja.
"Rakyat itu pada umumnya mau (direlokasi), enggak ada masalah. Karena kalau mereka mau direlokasi, ada yang mau dikasih rumah dengan pekerjaan, sekolah dan sebagainya. Ada juga yang mau uang saja, cash," ujarnya.
Mantan Menko Polhukam ini juga telah membentuk tim untuk mengurus permasalahan di Pulau Rempang.
"Kemudian provokator pasti ada, itu mesti dipisah-pisahkan. Saya kira enggak ada masalah. Saya sudah bikin tim di sana, supaya relokasi ini ditunjukkan kepada masyarakat, ini loh apa yang masih kau kurang. Jadi, di mana sekolah anakmu, di mana pekerjaanmu," jelas Luhut.
Baca juga: Tanggapi Panglima TNI Yudo Margono Perintahkan Piting Rakyat Rempang, Rocky Gerung Singgung Wibawa
Berharap investor tak lari
Luhut berharap investor asal China, Xinyi Group tidak beralih ke negara lain lantaran adanya konflik di Pulau Rempang.
Justru pemerintah, kata Luhut, sedang mengatasi masalah tersebut saat ini.
"Kita harapkan janganlah, dulu kan kekonyolan kita juga (investor) lari ke tempat lain. Jadi kita sendiri harus instropeksi, apa yang salah. Jadi kita enggak boleh, kalau kita salah, kita harus segera perbaiki," ucapnya.
Xinyi Group, salah satu perusahaan China yang memproduksi kaca dan solar panel berlokasi di Kota Wuhu.
Perusahaan tersebut rencananya akan berinvestasi di kawasan industri Rempang Eco City, yang terletak di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Di sana, akan dibangun fasilitas hilirisasi pasir kuarsa atau pasir silika.
Selain itu, jika Rempang Eco City ini selesai pembangunannya, diperkirakan mampu menarik investasi sebesar Rp 381 triliun hingga tahun 2080.
Hal ini lah yang memicu pemerintah berusaha menyelesaikan konflik dengan Warga Pulau Rempang yang enggan direlokasi karena adanya proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
"Di Rempang itu ada potensi bagus karena di situ mau dibikin ada solar panel, mau semi konduktor dan sebagainya," kata Luhut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.