Dampak Kekeringan karena El Nino Buat Cabai Jadi Kerdil, Petani Cabai di Mamuju Gagal Panen

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Dampak El Nino tak hanya membuat petani gagal panen padi, namun membuat komoditas lainnya, yakni cabai juga terdampak akibat kekeringan.

Kelompok Tani Milenial Tasiu Kalukku Mamuju ikut alami kerugian, imbas El Nino yang sebabkan kemarau ini.

Produktivitas cabai yang digalakkan Kelompok Tani Milenial menurun, dan banyak petani gagal tanam.

Baca juga: Hujan Buatan dan Sumur BOR Solusi Terbaik Atasi Dampak El Nino?

Baca juga: Buat Sawah Kekeringan Hingga Petani Gagal Panen, Kapan Fenomena El Nino Berakhir? Ini Kata BMKG

"Buah-buah cabe saya kerdil, tidak produktif karena cuaca panas hingga terjadi kekeringan," ungkap Ketua Kelompok Tani Milenial Tasiu Kalukku, Aswar kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (12/8/2023).

Pendapatan petani cabai yang dulunya bisa mengantongi Rp5 juta per bulan, kini hanya mendapat Rp2 juta per bulan saja.

"Ini yang mau panen pada Oktober nanti dipastikan gagal, karena buahnya kerdil," kata Aswar.

Dia tak menampik, cuaca panas sangat berpengaruh bagi tanaman cabai dan padi.

Diketahui, cuaca ekstrem atau El Nino diperkirakan akan berlangsung sampai akhir tahun 2023.

Namun puncak suhu panas yang tinggi akan terasa pada Agustus-September 2023.

Hal itu diungkapkan Kepala BMKG Mamuju Devi Ardiansyah melalui keterangan resminya yang diterima Tribun-Sulbar.com, Senin (7/8/2023) lalu.

Devi mengatakan,fenomena El Nino ini akan terasa bagi masyarakat dan petani di Sulawesi Barat (Sulbar) terkhusus di Mamuju.

"Pantauan kami baru-baru ini El Nino (Musim Kemarau) ini diperkirakan masih terjadi hingga akhir 2023,"ungkap Devi. (*)