Pelecehan Seksual

Guru SD Muhammadiyah Mamuju Korban Dugaan Pelecehan Diganti Tanpa Sepengetahuannya

korban dugaan pelecehan seksual mengaku bingung karena posisinya digantikan oleh guru lain.

|
Penulis: Zuhaji | Editor: Munawwarah Ahmad
tribunnews.com
ILUSTRASI Pelecehan seksual 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Guru SD Muhammadiyah Mamuju korban dugaan pelecehan seksual diganti pengajar lain.

Hal tersebut diungkapkan mudir atau pimpinan sekaligus pengelola pesantren modern tahfidzul qur'an Muhammadiyah Boarding School (MBS) At-tanwir Mamuju, Wahyun Mawardi.

"Iya memang benar, rencananya digantikan oleh guru lain," jelasnya saat ditemui Tribun-Sulbar.com di ruang kerjanya, Jl Soekarno Hatta, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (6/7/2023).

Meski begitu, menurut dia penggantian tersebut baru akan dilakukan pascalibur sekolah pada Senin, 17 Juli 2023.

"Kemarin diisi sama guru lain waktu ujian sekolah, nanti setelah libur baru diganti sementara untuk wali kelas lima," ungkapnya.

"Sudah diatur semua dan itu kebijakan kepala sekolah," tambah Wahyun.

Tidak hanya itu, dirinya kembali menjelaskan pergantian itu sifatnya hanya sementara sampai kasusnya dinyatakan selesai oleh pihak kepolisian.

Kata dia, hal ini berbeda dengan status oknum sekuriti yang juga berstatus diberhentikan sementara.

"Kalau sekuriti, hari itu dia dilaporkan hari itu juga dia kami surati untuk diberhentikan sementara, kalau ibu guru sampai sekarang tidak ada surat pemberhentian," tegasnya.

Terpisah korban dugaan pelecehan seksual mengaku bingung karena posisinya digantikan oleh guru lain.

"Saya bingung apalagi tidak ada pemberitahuan langsung ke saya," ungkap Nur Fauziah Kamila Rahim saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, Kamis (6/7/2023).

Menurutnya, banyak hal yang janggal selama kasus yang menyangkut dirinya berproses di kepolisian, khususnya persoalan di tempatnya mengajar.

"Kalau untuk proses di kepolisian, saya hormati itu tetapi di tempat saya bekerja sendiri, malah tidak ada dukungan moril," ucapnya.

Yang lebih mengecewakan lagi, penggantian dirinya justru diketahui dari orang lain bukan pimpinan pondok maupun kepala sekolah.

Lanjut Fauzi, apa yang dilakukannya saat ini justru ingin membawa nama baik SD Muhammadiyah Mamuju bersih dari tindakan cabul oknum-oknum yang ingin mencelakai siswa-siswi maupun pengajar lainnya.

"Saya speak up untuk mereka tahu sekolah kita tidak baik-baik saja, niat saya agar sekolah itu betul-betul bisa menjadi rumah kedua bagi anak anak," sebut guru wali kelas lima itu.

"Menjadikan SD Muhammadiyah tempat yang aman dan nyaman terbebas dari kasus pelecehan oknum," pungkas Fauzi. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved