Berita Mamuju

Petani Kecewa, 8 Bulan Pasca Banjir Lahan Sawah di Kalukku Mamuju Tak Kunjung Diperbaiki Pemkab

Para petani sulit untuk mengerjakan dengan keterbatasan kemampuan, mereka hanya bisa berharap pemerintah turun tangan.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Ilham Mulyawan
Abdul Rahman/Tribun-Sulbar.com
Kondisi persawahan di Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku,Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar), pascabanjir delapan bulan lalu, Sabtu (27/5/2023). (Abd Rahman) 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Petani di Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku,Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar), merasa kecewa dengan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju.

Sudah delapan bulan pascabanjir di Kecamatan Kalukku, persawahan yang tertimbun bekas banjir belum juga mendapat perhatian.

Lahan seluas 72 hektare sawah belum bisa ditanami padi, lantaran masih tertimbun lumpur dan pasir beserta kayu bekas banjir.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, puluhan hektare sawah itu sudah ditumbuhi rumput ilalang atau menjadi semak blukar.

Para petani sulit untuk mengerjakan dengan keterbatasan kemampuan, mereka hanya bisa berharap pemerintah turun tangan.

Meski begitu, masih ada 50 hektare sawah yang dipaksakan untuk dikerjakan, itupun membuat pertumbuhan padi yang ditanam tidak bagus karena masih tersisa pasir bekas banjir.

Ketua Kelompok Tani Tamiriri 2 Suardi Ali
Ketua Kelompok Tani Tamiriri 2 Suardi Ali mengaku, pascabanjir pemerintah sama sekali tidak pernah turun memberikan bantuan.

Ketua Kelompok Tani Tamiriri 2 Suardi Ali mengaku, pascabanjir pemerintah sama sekali tidak pernah turun memberikan bantuan.

"Sudah 8 bulan petani kita tidak bisa tanam padi, karena persawahan tidak bisa dikerjakan dengan tenaga manusia. Harus menggunakan alat berat," ungkap Suardi kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (27/5/2023).

Kata dia, meski masih ada sawah yang bisa ditanami padi, itu karena sudah dipaksakan itupun hasilnya tidak bagus.

"Padi yang ditanam kualitasnya tidak bagus warna kuning terkena penyakit tumro, karena masih ada pasirnya jadi panas itu padi," ujar dia.

Haddi sapaanya akrabnya ini menuturkan, selain persawahan rusak saluran irigasi juga butuh perhatian.

"Intinya semenjak sudah banjir petani di Sampoang sudah susah payah, kita juga harus beli beras," bebernya.

Karena itu dia berharap, pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten itu menepati janji-janjinya kepada para petani.

Beberapa waktu sebelumnya, Kepala Dinas PU Sulbar, Muhammad Aksan mengatakan pihaknya tidak menurunkan alat berat normalisasi sawah di Kalukku karena tak ada permintaan dari Pemkab Mamuju.

Dia menjelaskan pada waktu pertemuan tersebut Pj Gubernur Akmal Malik hadir mendampingi Wamentan RI.

Direncanakan akan dibantu kerahkan alat berat ke sana.

Namun, akan dikoordinasikan dengan kabupaten sebagai penanggungjawab.

"Ini kan ranahnya kabupaten, makanya kita menunggu permintaan dari Pemkab Mamuju," ungkap Aksan kala itu. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved