Virus Jembrana
Virus Jembrana Mewabah, Penjualan Daging Sapi di Pasar Baru Mamuju Menurun, Konsumen Khawatir
Nursalam mengatakan, kebanyakan konsumen khawatir virus jembrana berdampak ke manusia jika salah membeli daging sapi.
Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Penjualan daging sapi di Pasar Baru Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) kian menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Salah seorang pedagang, Nursalam mengaku, penjualan daging sapi menurun akibat mewabah virus jembrana.
Banyak sapi mati mendadak secara bersamaan.
Bahkan, baru-baru ini empat ekor sapi mati mendadak terserang virus jembrana di Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Mamuju.
Nursalam mengatakan, kebanyakan konsumen khawatir virus jembrana berdampak ke manusia jika salah membeli daging sapi.
"Penyakit jembarana pada sapi ini sangat berpengaruh, minat konsumen berubah dan sepi pembeli," ungkap Nursalam saat ditemui Tribun-Sulbar.com, di Pasar Baru Mamuju, Jl Andi Makassau,Kelurahan Karema, Mamuju, Selasa (28/2/2023).
Sebelum jembrana mewabah di Mamuju, Nursalam menjual sampai tiga ekor daging sapi perhari.
Namun saat ini menurun sampai dua ekor. Bahkan satu ekor per hari.
Padahal kata dia, daging sapi yang dijual tersebut sudah melalui pemeriksaan oleh dokter hewan dan dinyatakan steril.
"Kami juga tidak berani membeli sapi kalau belum diperiksa, karena kami juga tidak ingin merugikan konsumen," bebernya.
Nursalam menyebutkan, harga daging sapi masih normal tidak mengalami kenaikan harga, yakni Rp 130 ribu per kilogram.
Dia berharap, warga tidak perlu khawatir karena semua daging sapi dijual itu segar dan sudah melalui tahap pemeriksaan.
Berikut penjelasan dari Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) terkait virus Jembrana :
1. Penyakit jembrana tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia sehingga dagingnya aman untuk dikonsumsi dengan catatan dimasak dan dipanaskan dengan maksimal.
2. Penyakit ini menyerang ras sapi Bali dengan tingkat kematian dapat mencapai 80 persen dari ternak yang sakit, oleh karena itu diharapkan pada peternak untuk tidak tergiur membeli sapi sakit yang dijual dengan harga murah.
3. Diharapkan kepada para peternak untuk mengkandangkan sapinya sehingga dapat memperkecil resiko penularan dari sapi yg dilepasliarkan serta tidak menjual ternak yang sakit karena ini semakin mempercepat penularan penyakit.
4.Kepada seluruh lapisan Masyarakat/ Peternak untuk melaporkan ke petugas kesehatan hewan jika menemukan ternak yang sakit agar segera dilakukan tindakan antisipasi oleh petugas keswan.
5. Hingga saat ini Dinas TPHP provinsi Sulawesi Barat bersama Stasiun Karantina Hewan Mamuju dan Dinas Peternakan Kabupaten telah melaksanakan pengobatan, desinfeksi dan vaksinasi pada lokasi-lokasi beresiko, serta pengetatan lalu lintas di perbatasan, oleh karena itu mohon kerjasama peternak utk membantu pelaksanaan kegiatan tsb dan bersedia agar ternaknya divaksin serta diobati, karena vaksin jembrana aman utk ternak.
Pada tahun 2023 sampai dengan tanggal 22 Februari 2023 telah dilakukan vaksinasi jembrana sebanyak 2.226 dosis dan akan telus dilakukan vaksinasi, pengobatan dan desinfeksi
Demikian informasi ini, semoga wabah penyakit ternak ini dapat segera di atasi dengan kerjasama dari semua pihak.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman
9 Sapi Mati di Campalagian Polman Diduga Terpapar Virus Jembrana |
![]() |
---|
Ada Virus Jembrana, Pengiriman Sapi dan Kambing dari Mamuju ke Kaltim Sudah Setahun Ditutup |
![]() |
---|
300 Ekor Sapi Mati Tepapar Virus Jembrana Sepanjang 2022-2023 di Sulbar |
![]() |
---|
Ada Virus Jembrana, Karantina Pertanian Sulbar Masih Batasi Lalu Lintas Ternak Sapi |
![]() |
---|
Daging Sapi Terjangkit Virus Jembrana Aman di Konsumsi, Begini Penjelasan Kabid Peternakan Mateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.