Harga Beras Naik

INI Penyebab Kenapa Harga Beras Naik di Mamuju

Kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Sulbar tetapi secara nasional mengalami kenaikan.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Stok beras menipis di lapak Jamal Pedagang du Pasar Baru Mamuju, Jl Andi Makassau, Kelurahan Karema Mamuju, Mamuju, Sulbar. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), mengungkap penyebab mahalnya harga beras di pasaran.

Saat ini harga beras di Pasar Tradisional Mamuju Rp 60 ribu untuk per 5 kilogramnya.

Sedangkan beras 10 kilogram sudah naik dari harga Rp 120 ribu menjadi Rp 130 ribu.

Kemudian, untuk beras 25 kilogram juga naik dari Rp 310 menjadi Rp 315 ribu.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disdag Mamuju Tenri mengatakan, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Sulbar tetapi secara nasional.

Naiknya harga itu disebabkan belum memasuki musim panen sehingga kenaikan harga beras tak terbendung.

"Memang stok beras yang kurang dari pabrik karena belum memasuki musim panen," ungkap Tenri saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com, Senin (20/2/2023).

Menurutnya, stok gabah di pabrik beras mulai berkurang karena sudah lama lewat musim panen, karenanya harga beras alami lonjakan harga.

Kata dia, untuk menekan harga beras pihaknya terus berkoordinasi dengan Perum Bolug Mamuju untuk terus memberikan stok beras ke pasar dengan harga murah.

"Harga beras dari Bulog Mamuju untuk 5 kg Rp 47 ribu atau Rp 9.500 per kilogramnya," terangya.

Sementara itu, dampak kenaikan harga beras sangat dirasakan oleh pedagang dan warga Bumi Manakarra ini.

Pasalnya harga beras terus mengalami kenaikan setiap hari dan stok di pasaran mulai menipis.

"Meski stok dari Bulog Mamuju itu ada tetapiĀ  terbatas.Harga beras hampir naik setiap hari dan membuat kami pedagang susah harus menambah modal," beber Jamal pedagang di Pasar Baru Mamuju.

Jamal mengaku, kenaikan harga beras ini sangat dirasakan oleh masyarakat konsumen mereka mengeluh.

"Kami juga pedagang mengeluh apalagi konsumen (masyarakat) setiap datang pasti mengeluh," timpalnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved