BPS Sulbar

Data BPS, Rokok Kretek Termasuk Penyebab Utama Tingginya Garis Kemiskinan di Sulbar

Untuk di perkotaan sendiri besaran angka yang ditujukan salah satu jenis komoditi makanan ini mencapai 10,60 persen dan perdesaan 10,92 persen.

Editor: Ilham Mulyawan
Ist
Ilustrasi - Tips Berhenti Merokok 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat angka kemiskinan Sulbar pada September 2022 sebanyak 169,26 ribu jiwa.

Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,54 ribu jiwa, jika dibandingkan Maret 2022.

"Rokok kretek filter menjadi komoditi urutan kedua yang memberi pengaruh besar pada kenaikan Garis Kemiskinan (GK) Sulbar pada September 2022," ujar Kepala Statistik Ahli Madya, BPS Sulbar, Mukrabin, di aula BPS Sulbar, Jl Martadinata, Simboro, Mamuju, Senin (16/1/2023).

"BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan," jelas Mukrabin.

Dia juga menjelaskan, Garis Kemiskinan makanan dinilai dari pengeluaran kebutuhan minimum makanan, setara 2100 kalori per kapita per hari.

Sedangkan GK bukan makanan, merupakan nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok nonmakanan lainnya.

Lanjut, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami peningkatan dari sebesar 12,26 persen pada Maret 2022 menjadi 12,58 persen pada September 2022.

Sementara, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2022 sebesar 9,76 persen justru turun menjadi 9,33 persen pada September 2022.

"Peranan komoditi makanan terhadap GK lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan," ungkapnya.

Untuk di perkotaan sendiri besaran angka yang ditujukan salah satu jenis komoditi makanan ini mencapai 10,60 persen dan perdesaan 10,92 persen.

Laporan Wartawan Tribunsulbar.com Zuhaji

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved