Berita Majene
Orangtua Minta Pihak SMA 1 Pamboang Ubah Status MA di Surat Keputusan, Segera Dicarikan Sekolah Lain
Alasan Nurbaeti, karena tidak terima dengan isi surat keputusan yang diamanatkan kepada putranya
Penulis: Hasan Basri | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN - SULBAR. COM, MAJENEĀ - Orangtua MA, siswa yang dikeluarkan SMA 1 Pamboang karena diduga terlibat obat terlarang, kini hanya bisa pasrah menerima keputusan sekolah dan Dinas pendidikan Majene.
Meskipun tidak memiliki bukti kuat atas tuduhan yang dijatuhkan kepada MA, terkait keterlibatan dirinya dalam kasus tersebut.
MA rencana akan difasilitasi untuk dipindahkan ke sekolah lain pasca kejadian.
Baca juga: Sedih dan Pasrah, Keluarga Akan Carikan MA Sekolah Lain Meski Tidak Terbukti Pengguna Obat Terlarang
"Masalah pindah sekolahnya terpaksa kusetujui karena tidak nyaman mi juga anakku kalau sudah diperlakukan sedemikian rupa," kata orangtua MA, Nurbaeti kepada tribun, Jumat (21/10/2022) malam.
Namun, kata Nurbaeti dengan syarat SMA Negeri 1 Pamboang juga merubah surat yang diterbitkan itu.
"Harus juga ini pihak sekolah dia ubah bahwa tidak dikeluarkan, tapi minta keluar, " tegas Nurbaeti.
Alasan Nurbaeti, karena tidak terima dengan isi surat keputusan yang diamanatkan kepada putranya sebagai orang terlibat sebagai pengedar dan pengguna obat obat terlarang.
"Tetap tidak kuterima surat pemberhentian sekolah, karena memang tidak ada bukti kuat, " tuturnya.
Sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar telah menerima kronologi kejadian empat siswa di SMA 1 Pamboang, Majene, Sulbar.
Dari hasil kronologi diterima Diknas Sulbar menyimpulkan bahwa langkah dilakukan sekolah sudah sesuai regulasi.
"Keputusan yang dilakukan oleh pihak sekolah sudah tepat dengan tetap berpedoman pada regulasi atau ketentuan sekolah yang berlaku," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar M Natsir, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (21/10/2022)
Langkah, yang diambil sekolah ini sebagai upaya menyelamatkan para siswa lainnya.
Sehingga, kata dia, sudah tepat empat siswa ini diserahkan kembali ke orangtuanya.
"Ini menjadi pembelajaran bagi dinas dan satuan pendidikan untuk lebih maksimal mengawasi para anak didik sebelum proses belajar mengajar di mulai," ungkap Natsir.
Termasuk, memastikan anak-anak siswa jauh dari hal-hal yang bisa merugikan masa depannya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Seorang-siswa-yang-dikeluarkan-dari-sekolah-memperlihatkan-bukti-hasil-tes-urine.jpg)