OPINI
Darurat Kekerasan Seksual: Anak Butuh Perlindungan
Menanggapi kasus tersebut, Direktur Yayasan Karampuang, Ija Syahruni, mengaku prihatin dengan banyaknya kasus kekerasan seksual di daerah ini.
Oleh: Rahmawati, S. Pd
Ketua Majelis ta'lim Mar'atul Muthmainna
Bulan Januari lalu, warga Sulbar digegerkan dengan kabar penangkapan seorang petani berusia 45 tahun di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) yang memperkosa Anak Kandung nya sendiri hingga hamil dan melahirkan.
Kasus ini terungkap setelah korban melahirkan, padahal belum menikah.
Menurut Rustam, korban sempat mengatakan ayah bayi yang baru dilahirkannya adalah warga Mamuju dan sudah meninggal dunia. Namun keterangan korban berubah-ubah sehingga membuat polisi curiga.
Berselang sebulan kasus serupa terjadi lagi, Seorang warga di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira, Kabupaten Pasangkayu, inisial MA (50) ditangkap polisi Pasangkayu karena diduga menghamili anak kandung sendiri.
Di depan penyidik MA mengakui perbuatannya melakukan persetubuhan terhadap anak sendiri karena khilaf.
MA, mengaku waktu pertama kali melakukan aksi bejatnya, saat itu korban tertidur di sofa dengan pakaian daster celana mini.
Menanggapi kasus tersebut, Direktur Yayasan Karampuang, Ija Syahruni, mengaku prihatin dengan banyaknya kasus kekerasan seksual di daerah ini.
Dikatakan, bermunculannya kasus pelecehan di Sulbar harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Apalagi, sudah melibatkan anak di bawah umur. (sulbar.tribunnews.com, 15/03/2022)
Mencari Akar Masalah
Maraknya kekerasan seksual pada anak sangatlah memprihatinkan. Orangtua terutama ayah yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak-anaknya dari berbagai bahaya, justru sebaliknya ayahlah yang merupakan bahaya bagi anaknya.
Jika sudah demikian kondisi, lantas anak harus berharap kepada siapa? Anak harus kepada siapa? Rumah yang seharusnya merupakan tempat yang teraman bagi anak, kini tak lagi.
Fenomena kekerasan seksual pada anak yang tak kunjung usai, sesungguhnya menunjukkan gambaran masyarakat yang sakit.
Betapa tidak, pelaku itu sendiri tak lain adalah ayah kandung sendiri. Ini juga menjadi bukti bahwa berbagai pihak, termasuk negara, telah gagal dalam menjamin rasa aman dan perlindungan terhadap anak.
Selain itu, penerapan sistem kapitalisme saat ini melahirkan sifat individualisme mengakibatkan kurangnya kontrol masyarakat serta pola interaksi melingkupi pergaulan laki-laki dan perempuan secara bebas.