Nelayan Mamuju Mogok
Nelayan Mamuju Sebut Pemerintah Abaikan Nasib Mereka
Saat hendak melaut, mereka diminta putar balik pihak Polairud Polda Sulbar karena alasan belum vaksin.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sudah dua hari kelompok Nelayan Mammesa, kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) tidak melaut.
Nelayan Mamuju mogok melaut karena tidak diberikan izin pihak otoritas pelayaran.
Saat hendak melaut, mereka diminta putar balik pihak Polairud Polda Sulbar karena alasan belum vaksin.
Dari 67 kapal nelayan yang terdaftar di Nelayan Mammesa, tak ada satupun yang melaut.
Baca juga: 5 Fakta Nelayan Mamuju Sulbar Mogok Melaut, Harga Ikan Tembus Rp 50 Ribu per Kilogram
Baca juga: Nelayan Mamuju Mogok, Amir Maricar: Kita Masukan Pedagang Ikan dari Polman dan Majene
Para nelayan tersebut juga mengaku kecewa dengan pernyataan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Diskoperindakop) Sulbar, Amir Maricar.
Mengatakan, jika nelayan Mamuju mogok, akan masukan pedagang ikan dari Polman dan Majene.
Untuk menekan lonjakan harga ikan di Mamuju dan menjaga agar ikan tetap tersedia.
Koordinator nelayan Mammesa Mamuju, Busman heran mendengar pernyataan tersebut.
Pasalnya himbauan Ditpolairud melalui surat edaran nomor B/42/VIII/2021, berlaku untuk seluruh nelayan di Sulbar.
"Kalau dilaut itu, kita kedapatan sama Polairud, dan tidak membawa SPB dan SLO, maka ada sanksi diberikan" ujar Busman kepada Tribun via telepon, Selasa (31/8/2021).
SPB adalah kependekan dari Surat Persetujuan Berlayar, sedangkan SLO adalah Surat Laik Operasi.
Menurutnya, pemerintah seharusnya turun langsung melihat kondisi di lapangan.

Imbas diberlakukanya surat edaran tersebut juga berdampak pada nelayan yang ada di Polman dan Majene.
"Kebanyakan juga nelayan dari Polman dan Majene melaut di perairan Mamuju dan setiap hari Ditpolairud Polda Sulbar juga patroli" terang Busman.
Sementara nelayan lainya Mahamuddin menilai pemerintah abaikan nasib nelayan Mamuju yang kesusahan di tangan pandemi Covid-19.
"Saya juga tidak megerti itu, kalu begitu tanggapanya pemerintah berarti dia tidak peduli lagi sama nasib nelayan," ujar Mahamuddin.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli