Paskibraka Sulbar

Polemik Hasil Swab Arya dan Cristina, Kepala BPOM Mamuju: Teknik Swab Berbeda-beda

"Kita hanya melakukan pengujian swab yang dilakukan puskesmas. Jadi kami tidak melakukan tes swab sendiri," kata Lintang, Senin (2/8/2021).

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
Tribun-Sulbar.com/Habluddin
Kepala BPOM Mamuju Lintang Jaya Purba 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Polemik paskibraka nasional perwakilan Sulawesi Barat (Sulbar) belum juga menemukan titik terang.

Berbagai elemen kelembagaan ikut mempertanyakan keganjalan batalnya Arya Maulana Mulya dan Cristina ke Istana Negara.

Baik itu kelembagaan pemerintah sampai lembaga mahasiswa di Sulbar.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa Geruduk Kantor DPRD Sulbar, Perjuangkan Nasib Arya dan Cristina

Aksi delapan organisasi mahasiswa dilakukan di dua tempat.

Pertama di kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Sulbar di Kompleks Perkantoran Gubernur Sulbar, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar.

Kedua dilakukan di kantor DPRD Sulbar bersampingan kompleks perkantoran Gubernur Sulbar.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju, Lintang Jaya Purba ikut memberikan klarifikasi hasil swab dikeluakannya.

"Kita hanya melakukan pengujian swab yang dilakukan puskesmas. Jadi kami tidak melakukan tes swab sendiri," kata Lintang, Senin (2/8/2021).

Lanjutnya, hasil swab positif Arya Maulana Mulya dan Cristina sudah sesuai prosedur.

"Kita ini secara rutin melakukan validasi ke Kemenkes RI. Jadi hasilnya seperti itu positif atau tidak tetap sampaikan," tambahnya.

Lintang juga mengungkapkan perbedaan hasil swab dialami Cristina bisa difaktorkan beberapa hal.

"Seperti cara pengambilan sampelnya, teknik swabnya berbeda-beda. Kedua penyimpanan dan pengiriman," ungkap Lintang.

Baca juga: Aliansi Pemerhati Keadilan Sulbar Bakar Ban, Tuntut Keadilan untuk Arya dan Cristina

Baca juga: Polemik Paskibraka, Ajbar: BPOM Harus Klarifikasi Hasil Swabnya Atas Cristina dan Arya

Ratusan mahasiswa gelar unjuk rasa di kantor DPRD Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (2/8/2021).
Ratusan mahasiswa gelar unjuk rasa di kantor DPRD Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (2/8/2021). (Tribun-Sulbar.com)

Sementara itu, pengiriman hasil swab ke lab harus cepat dan jarak puskesmas ke BPOM dekat, sehingga terjamin.

"Kalau jaraknya jauh harus disimpan suhu dipendingin. Kalau ini tidak sampelnya bisa rusak dan hasilnya bisa positif palsu maupun negatif palsu," bebernya.

Selain itu, ini bisa terjadi kepada siapapun meskipun jarak harinya tidak jauh.

"Masing-masing kondisi bisa berbeda. Jadi kami hanya menguji dan tidak mengetahui latar belalakang pasien yang diuji swabnya," tandasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Habluddin

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved