Berita Pasangkayu

Warga Tanjung Parappa Pasangkayu Keluhkan Air Laut Masuk Pemukiman saat Ombak Tinggi, Perahu Pecah

Ia menilai rendahnya tanggul menjadi penyebab utama air laut mudah menerobos. 

|
Penulis: Taufan | Editor: Nurhadi Hasbi
Taufan/Tribun-Sulbar.com
OMBAK BESAR - Kondisi pemukiman di Dusun Tanjung Parappa, Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, nampak becek akibat kemasukan air laut ketika musim ombak besar, Sabtu (22/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Warga Dusun Tanjung Parappa resah karena air laut kembali masuk ke pemukiman saat musim ombak besar, bahkan mencapai bagian dalam rumah.
  • Rendahnya tanggul dan ketiadaan batu pemecah ombak disebut sebagai penyebab utama gelombang mudah menerobos.
  • Warga meminta pemerintah membangun tanggul permanen dan pemecah ombak sebelum situasi makin memburuk.

TRIBUN-SULBAR.COM, PASANGKAYU - Memasuki musim ombak di akhir tahun, warga Dusun Tanjung Parappa, Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar) kembali dibuat resah oleh air laut yang masuk hingga ke area pemukiman.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Sabtu (22/11/2025), terlihat halaman dan jalan setapak di pemukiman warga becek akibat air laut menerobos saat ombak besar menghantam bibir pantai. 

Kondisi ini disebut sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya penanganan berarti dari pemerintah.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sulbar Hari Ini 22 November 2025: Hujan Ringan-Sedang di Sejumlah Wilayah

Pua Ati, salah satu warga ditemui di lokasi, mengatakan air laut tidak hanya menggenangi pekarangan.

Bahkan masuk hingga ke dalam rumah sebagian warga setiap kali gelombang tinggi.

“Setiap musim ombak besar, air pasti masuk sampai ke rumah-rumah. Sudah biasa kami bersihkan air laut dalam rumah," ungkapnya.

Kondisi ini menyebabkan perahu nelayan terparkir di bibir pantai pecah dihantam ombak.

Ia menilai rendahnya tanggul penahan ombak menjadi penyebab utama air laut mudah menerobos. 

Ketiadaan batu penahan ombak di sepanjang pantai juga membuat gelombang langsung menghantam pemukiman tanpa penghalang.

“Tanggulnya terlalu rendah, tidak ada batu pemecah ombak. Jadinya ombak langsung naik ke daratan,” jelasnya.

Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan memberikan solusi nyata. 

Mereka meminta pembangunan tanggul permanen dan pemasangan batu pemecah ombak untuk melindungi rumah dan perahu nelayan.

“Kami cuma ingin ada penanganan. Jangan tunggu sampai ada rumah rusak atau ada yang terluka,” harap Pua Ati.

Menurut warga, jika tidak segera diperbaiki, kondisi ini dikhawatirkan akan semakin memburuk mengingat intensitas ombak diprediksi meningkat hingga awal tahun depan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

 

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved