Opini

Pesantren: Pilar Peradaban Bangsa yang Terciderai oleh Framing Media

Dalam masa penjajahan, pesantren menjadi pusat perlawanan intelektual dan spiritual terhadap penindasan kolonial. 

Editor: Nurhadi Hasbi
DOK MUH YUSRANG
MUH. Yusrang, S.H Penyuluh Agama Islam – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Tengah 

Tayangan yang membuat narasi negatif dan sempit terhadap budaya pendidikan pada pondok pesantren.

Padahal, jikalau pun ada kesalahan beberapa oknum pengasuh pondok pesantren yang berakibat pada kasus pidana, tidak adil jika kesalahan individu dijadikan cermin bagi seluruh pesantren di Indonesia, lembaga yang jumlahnya mencapai puluhan ribu dengan kontribusi luar biasa terhadap bangsa. 

Framing semacam ini bukan hanya mencederai nama baik pesantren, tetapi juga mengabaikan sejarah panjang perjuangannya dalam mencetak generasi yang berilmu dan berakhlak.

Media seharusnya hadir sebagai jembatan kebenaran, bukan alat yang memperlebar jarak antara masyarakat dan lembaga pendidikan yang telah berjasa besar ini.

Sudah saatnya media, khususnya Trans7, bersikap lebih arif, adil, dan proporsional dalam memberitakan dunia pesantren. Jangan biarkan sensasi mengaburkan fakta sejarah dan nilai luhur yang diwariskan para ulama. 

Pesantren telah terbukti menjadi penyangga moral, penjaga iman, dan pelita bagi bangsa di tengah gelapnya zaman.

Ia tetap tegak berdiri di atas nilai keikhlasan, cinta tanah air, dan komitmen kebangsaan yang tak tergoyahkan.

Meski terkadang diterpa badai prasangka, pesantren akan terus menyalakan cahaya, sebab dari rahim pesantrenlah lahir manusia-manusia berjiwa merdeka yang siap menjaga Indonesia tetap berdaulat dan bermartabat.(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved